Diabetes Bisa Sebabkan Inflamasi Berkepanjangan Hingga Amputasi

Pasien diabetes bisa saja mengalami amputasi akibat inflamasi berkepanjangan

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Des 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi Penanganan Inflamasi akibat Diabetes Credit: pexels.com/Gizz

Liputan6.com, Jakarta - Diabetes yang tidak terkendali dapat berujung pada kerusakan jaringan, sendi, mengganggu pembuluh darah, dan saraf yang dapat pula menyebabkan amputasi pada pasien.

Menurut dokter spesialis bedah ortopedi, Basuki Supartono, tanpa disadari pasien diabetes dapat memiliki luka yang semakin lama semakin parah. Luka tersebut membesar, sulit sembuh, dan berakhir dengan amputasi.

Ketika tubuh terkena luka, lanjut Basuki, reaksi yang bisa timbul adalah inflamasi pembengkakan. Jika inflamasi berlangsung sebentar sekitar tiga hingga tujuh hari saja, itu pertanda baik.

Dijelaskan Basuki bahwa dalam proses pembengkakan tersebut tubuh secara alami mematikan kuman yang akan masuk pada pintu regenerasi jaringan.

“Namun, jika inflamasi terjadi berkepanjangan hingga tiga pekan maka ini tidak baik karena sel-sel tubuh atau jaringan tidak bisa beregenerasi,” kata Basuki dalam seminar daring yang ditayangkan saluran YouTube Pengajian Baitul Izzah pada Minggu, 26 Desember 2021.

Inflamasi berkepanjangan dapat membuat luka pada pasien diabetes tak kunjung sembuh. Akibatnya, tubuh tidak bisa membentuk sel, pembuluh darah, sel kulit, sel saraf dan sebagainya.

Simak Video Berikut Ini


Penanganannya?

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta ini menambahkan, inflamasi berkepanjangan pada pasien diabetes terjadi karena gula darah terlalu tinggi.

“Gula darah terlalu tinggi dapat membuat sel-sel tidak berfungsi, oksigen yang dibutuhkan kehidupan sel dan jaringan juga kurang sehingga saraf pun otomatis terganggu.”

Maka dari itu, dalam penyembuhan luka diabetes maka perlu ada pengendalian kadar gula darah dalam tubuh. Selanjutnya, inflamasi perlu dikendalikan agar tidak berkepanjangan.

“Kemudian, hindari tekanan berlebih karena orang dengan diabetes itu mudah terganggu saraf-sarafnya, jika ada tekanan berlebih maka dapat terjadi luka tanpa disadari.”


Teknik Rekayasa Jaringan

Setelah mengendalikan kadar gula, inflamasi, dan tekanan, maka hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah perawatan luka secara baik dan benar sesuai standar.

“Dan yang saya dalami, bagaimana kita merekayasa jaringan supaya jaringannya berfungsi. Jadi prinsipnya bagaimana kita memberi bantuan untuk menghidupkan jaringan dan membuat sel-selnya tumbuh.”

Hal ini juga berkaitan dengan stem cell yang dapat membantu penyembuhan luka di tubuh. Stem cell ini berada di sumsum tulang belakang dan akan mengalir ke lokasi cedera, tapi dalam kasus inflamasi luka diabetes stem cell ini tidak bisa sampai ke lokasi luka karena terhambat.

“Nah tentu kita perlu bantu dengan sel tambahan yakni dengan rekayasa jaringan,” tutup Basuki.

 


Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan COVID-19

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya