Tekan Biaya Produksi, PLN Turunkan Konsumsi BBM di Pembangkit

PT PLN (Persero) menyatakan pemakaian BBM di pembangkit listrik milik perseroan sepanjang 2013 turun menjadi 6,5 juta kiloliter. Penurunan konsumsi BBM ini guna menekan biaya produksi listrik perseroan.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Jan 2013, 15:44 WIB
PT PLN (Persero) menyatakan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) di pembangkit listrik milik perseroan sepanjang 2013 mencapai 6,5 juta kiloliter (kl), atau turun dibandingkan realisasi pada tahun lalu. Penurunan konsumsi BBM ini guna menekan biaya produksi listrik perseroan.

Turunnya pemakaian BBM disebabkan mulai beroperasinya sejumlah pembangkit non BBM milik PLN yang berada di Sulawesi Selatan, Lombok, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Riau dan Jakarta.

"Mayoritas pasokan BBM berasal dari PT Pertamina (Persero)," ujar Direktur Utama PLN, Nur Pamudji saat dihubungi liputan6.com, Rabu (9/1/2013).

Berbeda dengan BBM, konsumsi gas di pembangkit PLN ditargetkan  meningkat menjadi 393,4 triliun british thermal unit (tbtu). Kenaikan konsumsi gas di pembangkit PLN tersebut disebabkan masuknya pasokan gas dari terminal penerima dan regasifikasi terapung (FSRU) gas alam cair (LNG) di Teluk Jakarta ke pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Priok Blok 1 dan 2.

Selain itu, PLTGU Gresik Blok 2 juga memperoleh pasokan dari PT Kangean Energi Indonesia, pasokan gas ke PLTG Muara Tawar Blok 4 dari Pertamina, dan pasokan gas ke PLN Tarakan dari Pertamina EP.

Untuk konsumsi batubara selama 2013 diperkirakan sebesar 46,4 juta ton. Peningkatan penggunakan gas dan batu bara tersebut diharapkan dapat menurunkan biaya pokok produksi perseroan.

Pada tahun ini, PLN menargetkan penjualan listrik sebesar 184,3 terawatthour (tWh) di 2013
dengan memperhitungkan pertumbuhan permintaan listrik sebesar 9%.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan pemerintah menargetkan penurunan porsi konsumsi BBM di pembangkit menjadi 9,7% pada tahun ini, dari tahun sebelumnya sekitar 13,9%. Sementara pada 2011, masih berada di level 23%.

"Nah sampai tahun 2020 kira-kira sampai 1 persen saja pemakaiannya," ungkap Jarman.

Untuk menekan penggunaan BBM, lanjut Jarman, PLN akan meningkatkan pemakaian batu bara, gas dan energi terbarukan.

"Jika BBM dikurangi, kenaikan biaya produksi akibat peningkatan harga gas dan bahan bakar akan bisa ditekan," katanya,"  jelasnya. (DIS/NDW)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya