Staf Snowdrop Jelaskan Netralitas Agen Kontroversial di Drakor Ini, Malah Jadi Bumerang

Perwakilan Snowdrop mengungkap karakter agen dalam drama ini ditampilkan selayaknya orang biasa.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 28 Des 2021, 18:30 WIB
Perwakilan Snowdrop mengungkap karakter agen dalam drama ini ditampilkan selayaknya orang biasa. (JTBC via Soompi)

Liputan6.com, Seoul - Drama Korea  Snowdrop yang kini tengah tayang benar-benar jadi "drama" di dunia nyata. Sejumlah kontroversi melingkupi serial yang dibintangi Jisoo Blackpink dan Jung Hae In ini. 

Salah satunya adalah soal karakter agen pada Agency for National Security Planning, juga disebut sebagai NSP atau NSA. Dalam sejarahnya, lembaga ini adalah bagian dari rezim otoriter yang menguasai Korea kala itu, diwartakan Soompi.

Baru-baru ini, pihak Snowdrop buka suara mengenai suara keras menyangkut tokoh agen NSP di drakor ini.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tak Terlalu Negatif

Snowdrop. (Instagram/jtbcdrama)

"Snowdrop adalah proyek di mana kami memikirkan bahwa agen NSA adalah orang biasa juga," tutur sang staf drama, diwartakan Allkpop, Selasa (28/12/2021).

Ditambahkan, "Ada sejumlah adegan yang merupakan satir terhadap pemerintahan pada masa itu, tapi tak menampilkannya sebagai orang yang jahat secara ekstrem. Di bagian selanjutnya di drama ini, ada adegan yang berkaitan dengan insiden 1998 tanpa pelukisan NSA yang terlalu negatif."

 


Soal Sudut Pandang

Snowdrop. (JTBC via Soompi)

Ia meneruskan, "Saya merasa kontroversi atas distorsi sejarah adalah persoalan sudut pandang, bagaimana kau melihat era 1987."

Seperti diketahui, tahun 1987--yang merupakan setting Snowdrop--adalah masa reformasi yang penuh pergolakan di Korea Selatan. Gerakan pro-demokrasi berhasil dilakukan, dan menjadi dasar dari pemerintahan yang ada saat ini.

 


Kesalahpahaman soal Snowdrop

"Snowdrop menampilkan NSA dengan pandangan politik yang netral, tapi bila ada penonton yang tak senang dengan sudut pandang ini, kesalahpahaman ini akan tetap ada," kata sang staf.

Setelah wawancara ini dipublikasikan, publik langsung menanggapi dengan ramai. Alih-alih memadamkan kontroversi, wawancara ini justru kembali mengobarkan kemarahan warganet.


Dikritik Keras

Mereka merasa penjelasan ini adalah inti dari apa yang ditentang publik. Lebih dari 1.300 warganet meninggalkan jejak di kolom komentar.

"Ya inilah alasan sesungguhnya [dramanya] bermasalah," kata seorang warganet.

"Ini sama dengan bilang Nazi juga orang biasa," kata yang lain.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya