Liputan6.com, Jakarta Jembatan perahu Haji Endang baru-baru ini tengah jadi perbincangan di media sosial. Bukan hanya desainnya yang unik, melainkan kisah di baliknya yang mampu menghasilkan keuntungan fantastis. Dalam satu dekade saja, jembatan itu telah menjadi jalan alternatif bagi warga yang melintas.
Jembatan tersebut menghubungkan antara Desa Parung Mulya dengan Desa Anggadita, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Jembatan itu dibuat oleh salah seorang warga bernama H. Endang Junaedi. Agar dapat mengapung, konstruksinya menggunakan perahu sebagai penopang sehingga pemotor bisa menyeberangi sungai dengan aman.
Advertisement
Dikutip dari kanal YouTube Kopiko78 Official, jembatan yang dibangun di atas sungai Citarum itu bisa meraup untung hingga puluhan juta rupiah setiap harinya. Untuk menyeberangi sungai, warga yang berjalan kaki harus membayar Rp1.000 dan pengendara sepeda motor dikenai Rp2 ribu.
Kisah Haji Endang dalam membangun jembatan perahu tersebut penuh perjuangan. Berikut ulasan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (28/12/2021).
Sosok Haji Endang yang Viral
Dibangun pada 2010 lalu, jembatan perahu itu telah membantu warga sekitar yang ingin menyeberangi sungai Citarum. Sebagai jalan alternatif, diperkirakan ada 10 ribu pengendara sepeda motor yang melewati jembatan tersebut setiap harinya.
Dengan tarif sepeda motor Rp2 ribu, H. Endang dapat meraup untung hingga Rp25 juta per harinya. Dikutip dari Dream, usaha penyeberangan milik Endang itu memanfaatkan warga sekitar untuk membantu dirinya. Banyaknya pemotor yang melintas, secara tidak langsung juga membantu ekonomi masyarakat sekitar.
Sebagai wujud terima kasih karena usahanya berkembang pesat, H. Endang kerap membantu masyarakat sekitar dengan memberikan sembako. Bahkan, ia juga memberangkatkan umrah pengurus masjid dan marbot di desanya.
Advertisement
Hemat Waktu Tempuh 20 Menit
Sebagai jala alternatif warga, jembatan perahu ini dapat menghemat waktu tempuh perjalanan sekitar 20 menit. Meski saat ini sudah dapat dilewati oleh ribuan kendaraan roda dua, pada era pembangunannya, H. Endang sempat beberapa kali mengalami kegagalan.
Kini Haji Endang sudah memiliki 40 karyawan yang berjaga di kedua sisi jembatan. Omzet yang didapat dari biaya jasa jembatan juga digunakan untuk biaya perawatan jembatan dan menggaji para karyawan.
Meski terbuat dari besi dan kuat dilewati ribuan kendaraan, namun jembatan itu rupanya tak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Menurutnya, mobil diperbolehkan lewat hanya saat keadaan darurat saja.
Perjuangan Membuat Jembatan
Dikutip dari kanal YouTube Kopiko78 Official, pembangunan jembatan di tahun 2010 menjadi perjuangan panjang bagi H. Endang. Untuk membuat jembatan perahu, ia memberanikan diri meminjam modal ke bank.
Awalnya dibuat dari kayu, namun rupanya tidak awet dan bautnya pernah terbawa arus. Tak menyerah, Haji Endang pun tercetus ide membuat jembatan perahu lagi dengan pelat besi.
Ide tersebut awalnya sempat ditolak oleh sebagian warga sekitar karena khawatir desanya akan menjadi ramai. Namun, semenjak ramai, warga justru bisa memanfaatkannya sebagai lahan bisnis baru untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Advertisement