Liputan6.com, Jakarta - Survei terbaru dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, di tingkat pemilih, partai politik tidak punya pengaruh pada pilihan calon presiden (capres).
Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam presentasi hasil surveinya menjelaskan, untuk mengetahui efek atau pengaruh partai politik pada pilihan calon presiden, SMRC melakukan survei dengan metode eksperimental.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan temuan ini, jelas Abbas, di mata pemilih partai, kualitas personal capres lebih penting dibanding keputusan partai tentang calon presiden. Dia mengemukakan, dukungan pemilih partai terhadap capres yang dicalonkan oleh partai politik menurun signifikan jika capres tersebut tidak disukai pemilih.
"Secara umum, pemilih partai lebih mempertimbangkan kualitas personal capres dibanding keputusan yang dibuat partai," kata Abbas dalam rilis bertajuk 'Prospek Partai Politik dan Calon Presiden: Kecenderungan Perilaku Politik Pemilih Nasional', Selasa (28/12/2021)
Lebih jauh, Abbas menjelaskan bahwa pentingnya partai dibanding kualitas calon presiden mengandaikan ikatan pemilih dan partai kuat secara psikologis (party identification). Di Indonesia, kata Abbas, prasyarat ini tak dipenuhi.
"Party Id itu sangat lemah, tren menunjukkan tak lebih dari 15 persen," pungkas dia.
SMRC: Elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo Berimbang
Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas tokoh yang berpotensi menjadi capres 2024.
Hasilnya, elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto lebih tinggi sedikit dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Prabowo mendapat 19,7 persen, sementara Ganjar 19,2 persen.
"Pak Prabowo dan Pak Ganjar berimbang. Pak Prabowo 19,7 persen, Pak Ganjar 19,2," ujar Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas dalam pemaparan daring, Selasa (28/12/2021).
Di urutan ketiga, ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas 13,4 persen.
Sirojuddin menyebut, meski tetap yang tertinggi, elektabilitas Prabowo Subianto justru stagnan.
"Sementara Ganjar yang terus meningkat dalam kurang lebih dua tahun terakhir, kenaikannya hampir 100 persen," kata dia.
Sementara itu, elektabilits Anies menurutnya juga mengalami peningkatan.
"Pada Maret 2021 berada dia angka 10,1 persen, Desember 2021 di angka 13,4 persen Anies ada kenaikan tetapi tidak secepat dan setinggi Pak Ganjar Pranowo," kata dia.
Survei dilakukan pada 8-16 Desember 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung. Jumlah sample awal 2.420 yang dipilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 2062 atau 85 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Advertisement