Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Bendungan Ladongi merupakan garapan PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Bumi Karsa (Bumi Karya).
Proyek Pembangunan Bendungan Ladongi dikerjakan dalam dua paket. Yakni paket I pada 2016-2020 dan paket II mulai tahun 2019-2021, kini siap untuk menyuplai air irigasi seluas 3.604 Hektar lahan pertanian di 4 kabupaten wilayah sekitar Kolaka Timur.
Advertisement
Sebelum meresmikan Bendungan Ladongi, Presiden beserta rombongan terlebih dahulu mendayung perahu naga diiringi dengan para altet dayung nasional yang juga menumpangi perahu naga serta perahu lainnya seperti perahu rowing, kayak dan kano, menyisir area bendungan sekitar 15 menit. Jokowi menyampaikan selain untuk irigasi, kehadiran bendungan ini membawa banyak manfaat.
"Bendungan Ladongi memiliki kapasitas daya tampung sebesar 45,9 juta meter kubik air. Adapun harapannya, fungsi dari Bendungan Ladongi bukan hanya untuk kebutuhan pengairan sawah saja, tetapi juga bendungan ini akan dimanfaatkan untuk pembinaan atlet dayung dan menjadi objek wisata baru utamanya wisata air," kata Jokowi, Selasa (28/12/2021).
Sementara itu Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menyampaikan Bendungan Ladongi merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Waktu pengerjaan memakan waktu selama 5 tahun secara multi years dan didanai oleh APBN.
“Kami telah memulai pembangunan Bendungan Ladongi ini sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 lalu untuk pembangunan tahap I. Meski dalam pembangunan lanjutan yang dimulai pada tahun 2019 sampai dengan 2021 ini dihadapkan dengan pandemi Covid-19, namun atas komitmen dan tetap menerapkan protokol kesehatan di lingkungan proyek, pembangunan Bendungan Ladongi ini dapat rampung sesuai target,’’ ujarnya.
Ia mengatakan proyek ini menelan dana hingga Rp 1,14 Triliun. Setelah pembangunan Bendungan Ladongi ini, Hutama Karya kembali dipercaya untuk melanjutkan pembangunan bendungan yang terletak di Konawe, Sulawesi Tenggara yakni Bendungan Ameroro dimana baru dimulai konstruksinya pada 2021 ini.
Dengan adanya Bendungan Ladongi diharapkan akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar yaitu sebagai penyediaan air baku sebesar 120 liter/detik. Lalu menyalurkan air saat musim kemarau bagi 37.926 jiwa penduduk guna mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan sehingga dapat meningkatakan hasil produksi pertanian di daerah tersebut.
Informasi, turut hadir mendampingi Jokowi dalam peresmian ini, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dan Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tandatangani Tujuh Prasasti
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau langsung proyek Bendungan Ladongi yang telah siap digunakan sekaligus menandatangani tujuh prasasti selesainya pembangunan infrastruktur strategis di Sulawesi Tenggara, termasuk salah satunya yakni Bendungan Ladongi.
Basuki mengatakan bahwa Penandatanganan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas infrastruktur yang sudah selesai dibangun.
“Ketujuh infrastruktur tersebut dibangun sebagai sarana dasar untuk meningkatkan kualitas permukiman, ketahanan pangan, pengendalian banjir, dan peningkatan konektivitas wilayah. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan pembangunan proyek-proyek strategis di Sultra ini,” ujar Basuki.
"Hadirnya Bendungan Ladongi diharapkan akan meningkatkan produktivitas pertanian, fungsi irigasi, dan fungsi pengendalian banjir, tidak hanya itu Bendungan Ladongi juga memiliki manfaat sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) dengan daya 1,3 MW dan juga potensial untuk dimanfaatkan sebagai destinasi pariwisata sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat yang menarik untuk dikunjungi,’’ tutup Budi Harto
Advertisement