Intraco Penta Berharap Restukturisasi Selesai pada 2022

Untuk menyelesaikan restrukturisasi, Intraco Penta (INTA) akan optimalkan aset non core.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Des 2021, 20:55 WIB
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Intraco Penta Tbk (INTA) berupaya restrukturisasi utang Rp 2,3 triliun. Perseroan berharap restrukturisasi selesai paling cepat kuartal I dan II 2022.

Untuk menyelesaikan restrukturisasi, Intraco Penta akan optimalkan aset non core. Selain itu, dalam paparan publik Intraco Penta disebutkan untuk mencicil sisa utang sesuai waktu yang disepakati. Kemudian reorganisasi dan penggabungan anak usaha di lini bisnis alat berat dan membentuk team recovery dan collection untuk mempercepat tagihab piutang bermasalah.

"Target penyelesaian (restrukturisasi secepatnya) pada kuartal I dan II 2022. Komunikasi saat ini berjalan dengan baik dan intensif dengan kreditur utama, Bank Mandiri,” ujar Head of Finance PT Intraco Penta Tbk, Daniel Kusniadi saat paparan publik virtual, Selasa (28/12/2021).

Hingga September 2021, pendapatan usaha perseroan turun 22,08 persen menjadi Rp 443,78 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 569,57 miliar. Rugi perseroan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 196,48 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 168,15 miliar.

Total liabilitas tercatat Rp 4,19 triliun hingga 30 September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 4,13 triliun. Perseroan catat defisiensi modal Rp 1,46 triliun hingga 30 September 2021 dari Desember 2020 Rp 1,24 triliun.

Total aset turun jadi Rp 2,72 triliun hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 2,88 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 54,47 miliar hingga 30 September 2021 dari Desember 2020 Rp 37,79 miliar.

Sementara itu, penjualan alat berat perseroan tumbuh 19 persen dari 169,2 unit hingga September 2020 menjadi 200,9 unit hingga September 2021.

Dari jumlah unit itu, penjualan alat berat hingga September 2021 mayoritas alami kenaikan antara lain untuk sektor tambang naik 46 persen, sedangkan sektor di luar pertambangan meningkat 17 persen.

Untuk belanja modal 2022, Daniel menuturkan, pihaknya sedang finalisasi. Belanja modal pada 2022 akan digunakan untuk peremajaan alat yang sudah berumur untuk disewakan.

"Sumber dana kita juga akan penjualan aset inventory cukup lama sebagai program cleaning. Sumber internal dari bisnis diharapkan membaik seiring berjalan vaksin dan situasi COVID-19 membaik. Setelah restrukturisasi berjalan baik diharapkan bantuan finansial dari institusi keuangan untuk support kembali INTA untuk belanja modal,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Investor Strategis untuk Anak Usaha Perseroan

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Terkait untuk mendapatkan investor baru bagi anak usaha perseroan, PT Intan Baruprana Finance Tbk, Direktur Utama Intraco Penta Petrus Halim menuturkan, pihaknya terbuka untuk investor strategis baik domestik dan luar negeri. Ia menilai, prospek bisnis anak usaha perseroan di jasa pembiayaan ke depan cukup bagus.

"Program pemerintah membangun infrastruktur, beberapa bulan ini sektor tambang tunjukkan pertumbuhan luar biasa. Itu berarti penjualan alat berat terdongkrak suku cadang akan terus meningkat, butuh pembiayaan anak usaha kami di bidang multifinance,” kata dia.

Petrus menuturkan, pihaknya masih melakukan pembicaraan intensif dengan pihak yang berminat investasi di IBFN.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya