Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasioal Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat sampai dengan saat ini masih terdapat sejumlah kelompok teroris yang terpantau masih melakukan pergerakan, demikian disampaikan Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar.
"Masih ada beberapa kelompok jaringan terorisme yang terus terindikasi, melakukan upaya-upaya penyebarluasan radikalisasi," kata Boy saat saat jumpa pers di Kantor BNPT Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Adapun enam kelompok tersebut yang masih aktif melakukan pergerakannya yakni, Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), Jamaah Ansharusy Syariah (JAS), Negara Islam Indonesia (NII), Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
"Jadi tentunya kita terus melakukan kontra radikalisasi sekaligus memperluas jaringan edukasi kepada masyarakat," tuturnya.
Baca Juga
Advertisement
Adapun dalam tampilan presentasinya, Boy turut memperlihatkan perkembangan jaringan teror nasional, seperti Jamaah Islamiyah (JI) yang hingga kini disebutkan belum menentukan pimpinan kelompok.
Sehingga, kelompok teroris JI sampai saat ini masih menunjuk para koordinator wilayah untuk mengembangkan struktur di wilayah masing-masing. Selain itu, beberapa bidang struktur markaziah juga telah dinonaktifkan.
Kemudian untuk kelompok Jamaah Ansharul Khilafah (JAK), saat ini terpecah menjadi dua kelompok, yaitu JAK pimpinan Arham alias Abu Hilya yang fokus pada pengembangan Rumah Quran Imam Ahmad dan badan amal.
Kemudian, kelompok kedua adalah JAK pimpinan Suherman yang fokus pada pengelolaan Baitul Mal Watanwil dalam memberikan santunan terhadap janda -janda yang ditinggalkan oleh anggota JAK yang berjihad.
Selanjutnya, kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) terpantau saat ini pergerakan mereka bersifat kedaerah dan aktif di media sosial untuk melakukan propaganda. Selanjutnya mereka juga melakukan pengembangan Jamaah melalui pembangunan Pondok Pesantren. yang terafiliasi dengan jaringan JAD.
Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) yang diestimasikan kegiatannya terpusat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pergerakan kelompok ini, kata dia, terfokus kepada kegiatan politik dan bergabung dengan kelompok kelompok intoleran seperti FPI.
Sedangkan, Negara Islam Indonesia (NII) pergerakannya fokus dalam bidang dakwah, penguatan wilayah ekonomi, dan penegakkan syariat Islam. Proses rekrutmen yang dilakukan saat ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: (1) perekrutan awal (2) pembinaan anggota baru, (3) pengkaderan anggota NII.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Pergerakan MIT
Sementara untuk kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sendiri merupakan organisasi teroris yang dipimpin Ali Kalora dimana telah tewas, ketika kerap melancarkan serangannya di Poso, Sulawesi Tengah
Dimana kelompok itu diketahui saat ini hanya tersisa empat orang anggota MIT Poso yang masuk dalam DPO, yaitu Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Lebih lanjut untuk data penindakan BNPT mencatat, sepanjang Januari hingga Desember 2021, Densus 88 Antiteror Polri telah melakukan penindakan terhadap 364 orang yang diduga kuat terlibat jaringan terorisme.
Rinciannya, pemeriksaan dan penyidikan sebanyak 332 orang, dilimpahkan pada pidana umum sebanyak 3 orang, meninggal dunia 13 orang, dan dipulangkan 16 orang.
"Berdasarkan afiliasi kelompok teror, 178 orang di antaranya terafiliasi dengan kelompok JT, 154 orang terafiliasi JAD, 16 orang terafiliasi MIT, dan 16 lainnya terafiliasi FPI," kata Boy.
Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com
Advertisement