4 Desa Tangguh Bencana di Probolinggo Kini Dipasang Rambu Jalur Evakuasi

Tujuan pemasangan rambu evakuasi untuk mempermudah bagi masyarakat ketika terjadi suatu bencana dan masyarakat tahu harus kemana, serta lari kemana.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Des 2021, 12:04 WIB
Ratusan papan peringatan dan rambu jalur evakuasi dipasang di daerah rawan longsor dan gas beracun di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Probolinggo - Ketika terjadi bencana alam, masyarakat harus tahu ke mana mencari tempat aman. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, memasang rambu-rambu jalur evakuasi.

Pemasangan rambu-rambu itu berada di empat desa tangguh bencana (destana) yang menyebar di dua kecamatan di Probolinggo, yaitu di Desa Pajurangan dan Desa Gending di Kecamatan Gending, kemudian Desa Watupanjang dan Desa Bremi di Kecamatan Krucil dengan masing-masing 10 rambu evakuasi di setiap desa.

"Pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi itu merupakan tindak lanjut dari pembentukan desa tangguh bencana di Kabupaten Probolinggo," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Probolinggo Zaenal Ansori, Selasa (28/12/2021), dilansir dari Antara.

Menurutnya, tujuan pemasangan rambu evakuasi untuk mempermudah bagi masyarakat ketika terjadi suatu bencana dan masyarakat tahu harus kemana, serta lari kemana, sehingga bisa terselamatkan dan memudahkan untuk mendeteksi dan menyelamatkan para korban bencana.

"Pertimbangan penentuan titik-titik pemasangan rambu-rambu itu sangat tergantung dari pihak pemerintah desa karena desa yang lebih tahu masyarakat itu biasanya lewat mana untuk menuju ke shelter atau menuju ke titik kumpul," katanya.

Ia mengatakan pihaknya harus mengantisipasi tempat pengungsian jika memang harus mengungsi dan apabila tidak mengungsi, maka hanya berkumpul saja, kemudian dievakuasi dan dilihat adanya korban.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 


Desa Tangguh Bencana

Ilustrasi bencana alam di Indonesia (Liputan6.com / Triyasni)

Untuk menentukan lokasi pengungsian, kata dia, tentunya ada koordinasi antara BPBD bersama dengan perangkat daerah lain yakni pihak kecamatan dan desa karena ketika sudah terjadi bencana, bukan hanya BPBD saja yang terlibat tetapi juga semua elemen masyarakat.

"Setelah terbentuk desa tangguh bencana dan diikuti dengan pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi, sehingga benar-benar ada relawan di desa yang siap untuk membantu masyarakat didalam evakuasi jika terjadi bencana," katanya.

Saat sosialisasi pembentukan desa tangguh bencana, relawan yang ada desa itu sudah diberikan dasar-dasar utuk mengadakan suatu perlindungan kepada diri sendiri karena masyarakat tentunya harus mengetahui apa bentuk-bentuk bencana dan bagaimana cara menanganinya, serta jalur evakuasi yang harus dilalui hingga ke titik kumpul dan shelter, demikian Zaenal Ansori.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya