Liputan6.com, Malang - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Wahyu Setianto membeber alasan jarak lampu hias di Kayutangan Heritage yang terkesan tidak beratur atau ada perbedaan.
Wahyu menjelaskan, jarak antara lampu hias satu dengan yang lain memang ada dua perbedaan. Ada yang berjarak satu sama lain sekitar 6 meter dan ada juga yang berjarak sekitar 4 meter antara satu lampu dengan lampu berikutnya.
Advertisement
"Kan di sana bukan kawasan baru. Jadi penataan existingnya sudah ada, seperti pintu masuk pertokoan, gedung dan ada jalan masuk gang. Nah itu yang membuat akhirnya penataan gak bisa sama ya. Jadi menyesuaikan," ujar Wahyu dikutip dari TimesIndonesia, Rabu (29/12/2021).
Diketahui, ada sebanyak 95 lampu hias yang bakal terpasang di sepanjang kawasan Kayutangan Heritage mulai dari persimpangan PLN (sektor satu) hingga persimpanga Gereja Kayutangan (sektor dua).
Namun, dari anggaran awal yang direncanakan sebesar Rp 2,9 miliar, memang mengalami penurunan hingga menjadi Rp 1,4 miliar untuk 95 lampu hias.
"Sudah terpasang 52 dan malam ini akan kita selesaikan hingga total 95 lampu terpasang," katanya.
"Kalau anggaran karena waktunya gak cukup. Akhirnya kita konsultasi ke pabrik pembuat (lampu hias) kira-kira satu bulan lebih sedikit bisa berapa, nah itu langsung kita lelang sesuai jumlahnya," bebernya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanam Tabebuya
Sementara itu, penunjang keindahan Kayutangan Heritage ternyata tak hanya ada di lampu hias ataupun tempat duduk yang telah terpasang.
Akan tetapi, adapun 36 pohon jenis Tabebuya yang juga telah dilakukan penanaman di sepanjang Kayutangan Heritage.
Untuk penanaman pohon tersebut, kata Wahyu, telah memakan anggaran sekitar Rp 86 juta dengan berbagai warna indah yang akan terpampang, salah satunya berwarna pink.
"Akhir Desember setidaknya tanggal 30 sudah selesai semua. Lampu siap menyala dan menghiasi jalan di tahun depan," tandasnya.
Advertisement