Liputan6.com, Jakarta Seks seharusnya dapat berjalan dengan menyenangkan bagi kedua belah pihak. Sayangnya, seks yang terasa menyakitkan ternyata banyak dialami lho, terutama oleh wanita.
"Seks tidak seharusnya menyakitkan, namun seks yang menyakitkan memang cukup umum terjadi," ujar Direktur Medis Planned Parenthood Federation of America, June Gupta dikutip Health, Rabu (29/12/2021).
Advertisement
Bahkan, American College of Obstetricians and Gynecologists mengungkapkan bahwa hampir 3 dari 4 wanita pernah mengalami seks yang menyakitkan. Kondisi ini secara medis dikenal dengan dispareunia.
Dispareunia merupakan kondisi muncul rasa nyeri di area kelamin yang terjadi terus-menerus saat sebelum, saat, dan sesudah berhubungan seks.
"Seks yang menyakitkan sering tidak digubris karena banyak wanita yang merasa itu normal. Beberapa dari mereka juga malu untuk membicarakannya dengan pasangan atau layanan kesehatan," ujar spesialis pengobatan fisik dan rehabilitasi Weill Corner Medicine, Jaclyn Bonder, MD.
Seks yang terasa menyakitkan juga diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni nyeri yang muncul saat penis masuk (vulvodynia) dan nyeri yang terasa pada panggul area dalam. Keduanya pun dapat disebabkan oleh banyak penyebab.
Vulvodynia dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kurangnya pelumasan, infeksi, dan vaginismus. Menurut obgyn Abilene Physician Group di Texas, Nicole Bullock nyeri yang ditimbulkan akibat vagina yang kering juga dapat dipengaruhi oleh usia.
"Ketika seseorang mengalami menopause, jaringan vagina menjadi tipis dan sensitif, ukuran labia juga mengecil, vagina bisa terasa lebih kencang dan kering," ujar Nicole.
Sedangkan, nyeri yang muncul pada area panggul dalam dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti rahim yang tidak berada pada posisi yang tepat, endometriosis, vaginal septum, mengencangnya otot dasar panggul, dan fibroid.
Nyeri Muncul Sesekali
Rasa nyeri saat berhubungan seks juga dapat muncul hanya sekali. Menurut Direktur Montefiore Health System, Ava Leegant, wanita cenderung menahan ketegangan pada panggul mereka.
"Padahal, otot-otot dasar panggul itu harus rileks saat berhubungan seks. Kita perlu rileks secara emosional," kata Ava.
Stres juga dapat memicu seks terasa menyakitkan karena seseorang bisa menjadi tidak begitu bergairah dan cenderung dapat menegangkan otot-otot dasar panggul.
"Melakukan hubungan seks dengan perasaan stres atau tanpa kehadiran diri yang utuh dalam momen tersebut dapat menyebabkan rasa sakit, karena Anda tidak sepenuhnya rileks dan dapat menikmatinya," ujar psikolog sekaligus terapis seks, Shannon Chavez.
Maka, jika nyeri muncul sesekali, pikirkanlah kembali apa yang mungkin jadi pemicunya termasuk dalam hal emosional seperti stres.
Baca Juga
Advertisement