Liputan6.com, Jakarta Kenaikan harga sejumlah bahan pangan terjadi menjelang pergantian tahun. Pengamat memprediksi kenaikan harga pangan ini akan berdampak pada tingkat inflasi Desember 2021.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) mengatakan tingkat inflasi Desember 2021 ini akan lebih tinggi dari November 2021 dan Desember tahun lalu.
Advertisement
“Kenaikan harga pangan dipastikan akan mendorong inflasi bulan Desember lebih tinggi. Estimasi inflasi Desember dapat mencapai 0,5-0,65 persen secara bulanan, lebih tinggi dibanding November yakni 0,37 persen dan Desember 2020 lalu 0,45 persen,” kata dia saat dihubungi, Rabu (29/12/2021).
Bhima menyampaikan, harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku Crude Palm Oil (CPO) internasional. Sementara pengaruh cuaca dan permintaan dalam negeri memicu terjadinya kenaikan harga cabai dan telur.
“Pemerintah harus secepatnya lakukan berbagai intervensi stabilitas harga,” kata dia.
“Soal minyak goreng misalnya, pemerintah bisa membuat DMO (Domestic Market Obligation) harga CPO sehingga harga bahan baku minyak goreng didalam negeri lebih stabil,” imbuh Bhima.
Sementara itu, jika masalahnya terkait harga, ia menyebut pemerintah bisa mematok harga karena CPO merupakan produksi dalam negeri. Lalu, untuk harga telur kuncinya ada di harga pakan ternak ayam seperti gandum dan jagung.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tren Inflasi
Lebih lanjut, Bhima menyebut tren inflasi ppada 2022 akan terus meningkat hingga mencapai 4-5 persen dibanding tahun 2021.
“Volatilitas rupiah karena normalisasi kebijakan moneter negara maju juga berisiko menciptakan imported inflation atau naiknya harga barang impor di level konsumen,” katanya.
“Kita harus mempersiapkan inflasi yang lebih tinggi, dan memperhatikan antisipasi ke pelemahan daya beli kelas menengah-bawah,” tukas Bhima.
Advertisement