Harga Telur dan Daging Ayam Bakal Normal di Januari 2022

Kenaikan harga telur dan daging ayam memang wajar terjadi selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Des 2021, 18:30 WIB
Pembeli memilih telur ayam di Pasar Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (29/12/2021). Kementerian Perdagangan mencatat meroketnya harga telur ayam di sejumlah wilayah jelang pergantian tahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Singgih Januratmoko memperkirakan, harga telur dan daging ayam akan kembali normal pada Januari 2022 mendatang.

Proyeksi tersebut terutama berlaku bagi telur ayam. Sementara harga daging ayam kini disebutnya sudah berangsur membaik.

"Paling nanti sebulan lagi sudah normal lagi, untuk telur ya. Kalau ayam memang sudah normal. Harga ayam di kandang harusnya di Rp 21-22 (ribu)," ujar Singgih kepada Liputan6.com, Rabu (29/12/2021).

"Kalau telur memang Rp 26-27 (ribu). Tapi dalam perkiraan bulan Januari sudah turun lagi untuk telur," dia menambahkan.

Anggota Komisi VI DPR RI ini mengatakan, kenaikan harga kedua komoditas tersebut memang wajar terjadi selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Untuk telur, lonjakan harganya memang mengikuti proses supply and demand saja.

"Jadi kalau ayam dan telur kondisi serapannya akhir tahun selalu naik. Untuk telur memang karena 6 bulan yang lalu hampir setahun setengah rugi. Jadi secara suplai berkurang," paparnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Alasan Kenaikan

Pembeli memilih telur ayam di Pasar Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (29/12/2021). Meroketnya harga telur ayam di sejumlah wilayah jelang pergantian tahun dipicu oleh harga pakan yang tinggi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Singgih lantas memaparkan beberapa alasan kenapa harga telur dan daging ayam naik. Khusus untuk daging ayam, itu terjadi akibat harga pakan jagung yang tahun ini naik 30 persen dibanding 2020.

"Otomatis karena pakan memang menyumbang 50 persen dari biaya produksi, otomatis harganya (daging ayam) naik antara 15-20 persen daripada tahun lalu," ujar dia.

"Kalau telur memang jauh di atas biaya produksi. Tapi memang karena waktu itu 6 bulan kemarin karena harganya murah sekali, orang mengurangi jumlah pasokan," tambah Singgih.

Kendati mahal, permintaan akan daging dan telur ayam sejauh ini malah membaik. "Permintaan ramai, normal. Kalau dibanding sebelum kondisi Covid-19, 80-90 persen sudah lumayan," pungkas Singgih

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya