Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah gencar mendorong sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari industri-industri yang ada di Indonesia. Di sisi lain, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menemukan ada calo dalam proses sertifikasi itu.
Menperin Agus menyebut calo itu melakukan pemalsuan data sertifikasi TKDN bagi pelaku usaha. Bahkan, diakuinya bisa memanipulasi tingkat TKDN semisal dari 15 persen diangkat menjadi 40 persen.
“Saya mendengar laporan bahwa beredar calo-calo TKDN, ini saya ingin menyampaikan kenapa saya angkat, bisa saya coret sebetulnya,” kata dia dalam Kinerja Sektor Industri 2021 dan Outlook 2022, Rabu (29/12/2021).
Diketahui, produk dengan TKDN di atas 40 persen berpeluang besar dalam mengikuti lelang di kalangan lembaga dan institusi dan bisa dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain itu, sertfiikasi TKDN sendiri jadi perhatian Menperin Agus kedepannya.
“Stop coba-coba jadi calo sertifikasi TKDN, Ini upaya kita agar betul-betul kita dorong termasuk pendalaman manufaktur di Indonesia,” kata dia.
Menperin Agus juga membeberkan modus yang dilakukan calo tersebut dalam sertifikasi TKDN.
“Calo itu menawarkan TKDN di atas 40 persen. Jadi, misalnya nilai TKDN dari sebuah produk sebenarnya hanya 15 persen tapi sama si calo diatur nilainya jadi 40 persen atau lebih,” terangnya.
“Angka TKDN itu harus betul, harus real,calo itu tawarkan bisa atur nilai TKDN, ini tolong cetak besar-besar agar calo tak bermain dalam program sertifikasi TKDN,” tegas Agus Gumiwang Kartasasmita.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berlanjut di 2022
Pada kesempatan yang sama, seiring dengan Kemenperin yang gencar mendorong produk dalam negeri, ia meminta anggaran tambahan program TKDN di 2022. Hal itu ia sampaikan kepada Kementerian Keuangan.
“Kemenperin minta tambahan anggaran untuk sertifikasi TKDN, agar bisa semakin banyak semakin besar,” katanya.
“Karena jumlah produk dalam negeri sampai hari ini total produk dalam negeri baru 25 persen yang punya sertifikat TKDN,” imbuh Menperin Agus.
Advertisement