Sambut Tahun Baru 2022 dengan Rekreasi ke Hutan, Bermanfaat untuk Alam dan Manusia

Di tahun 2022, wisata alam tak selalu ke gunung atau pantai tapi bisa juga dengan rekreasi di hutan.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2022, 11:31 WIB
ilustrasi hutan bambu (Foto: unsplash/Mirko Blicke)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru 2022 bakal segera tiba. Momen pergantian tahun ini biasanya dimanfaatkan sebagian orang untuk berlibur. Diprediksi pada 2022 tren berlibur ke tempat wisata alam dan berekreasi di luar ruangan akan semakin diminati.

Wisata alam tak selalu ke gunung, pantai atau tempat wisata di luar ruangan, tapi bisa juga dengan rekreasi di hutan. Tren yang meningkat itu pun diiringi dengan penelitian-penelitian yang menunjukan bahwa berkegiatan di hutan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

"Manusia sebenarnya tidak bisa hidup tanpa hutan. Inilah kenapa kita perlu mulai sadar untuk terkoneksi kembali dengan hutan," kata Strategic Partnership Manager Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) Evita Izza Dwiyanti dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip dari Antara, 28 Desember 2021.

"Kalau kita melakukan kegiatan bisnis seperti biasa, tanpa memperhatikan environmental value, kelestarian hutan akan sulit tercapai. Karena itu, investasi pada alam harus dilakukan sesegera mungkin," tambahnya.  Untuk bisa membangun koneksi dengan alam, menurut ASRI ada empat manfaat yang didapatkan pelaku wisata saat berlibur di hutan.

1. Berinteraksi dengan satwa di habitat asli

Salah satu keunggulan berekreasi di hutan adalah bisa berinteraksi langsung dengan satwa di habitat aslinya. Seperti pengalaman yang dialami oleh model Indonesia Nadine Alexandra yang menjadi lebih mencintai alam setelah berinteraksi langsung dengan orangutan yang tinggal di hutan.

Bagi Nadine, hal itu merupakan pengalaman luar biasa dan mengagumkan. Bukan interaksi dalam pengertian bisa menyentuh atau memberi makan, melainkan melihat mereka berlaku normal di habitatnya, tanpa menghiraukan keberadaan manusia. ASRI menyebutkan kalau memilih berekreasi di hutan-hutan Kalimantan Barat, saat sedang beruntung Anda bisa melihat sekelompok orangutan hingga owa. Dua kelompok primata itu berpotensi lebih mudah ditemui ketika masa panen buah.

2. Ikut menyehatkan bumi

Saat berwisata langsung dan berinteraksi di alam seperti hutan, manusia biasanya akan merasakan betapa indahnya dan megahnya alam. Kekaguman pada alam akan membuat rasa cinta juga ikut bertumbuh dan memupuk rasa ingin melindungi dan menjaga lingkungan hijau.

Akibat belum dipenuhinya prinsip keberlanjutan, tak sedikit hutan yang gundul dan tak terawat atas nama industri dan pembangunan dalam beberapa dekade terakhir. Kini, kesadaran untuk menjaga lingkungan berkelanjutan makin bermunculan dengan perubahan lingkungan ekstrem yang dampaknya terasa langsung oleh manusia. Salah satunya dengan menanam bibit pohon untuk mereboisasi hutan.

Lewat program ASRI mengadopsi bibit pohon seperti “The Guardian Tree”, Anda bisa membeli bibit pohon untuk kemudian ditanam dan dirawat di dalam hutan bersamaan dengan kelahiran bayi teman atau sanak saudara. Harapannya, bayi dan bibit akan tumbuh bersama dan sama-sama memberi manfaat bagi semesta.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


3. Mengasah jiwa petualang

Nadine Alexandra (Sumber: Instagram/nadinealexandradewi)

Dengan berrekreasi di hutan, Anda bisa mengasah jiwa petualang Anda. Di kawasan hutan misalnya seperti di Kalimatan Barat, meski berada di satu kawasan, ada beragam tipe ekosistem hutan, mulai dari hutan mangrove, hutan gambut, hutan dataran rendah, hingga hutan pegunungan.

Dengan berbagai jenis ekosistem itu, ada beragam macam aktivitas mulai dari yang ringan hingga ekstrem bisa Anda coba, terutama bagi punya adrenalin berlebih. Selain itu, Anda bisa berinteraksi dengan masyarakat adat. Interaksi itu diharapkan memunculkan pemahaman atas gaya hidup mereka yang akan memperluas cakrawala saat berpetualang di hutan.

4. Meningkatkan kesehatan fisik dan mental

Dengan berkegiatan di hutan, tubuh Anda akan aktif bergerak dan tentunya itu bisa meningkatkan kesehatan fisik kita. Hutan menjadi sumber alami dari oksigen. Selain mendapatkan stok oksigen paling murni, saat beraktivitas di hutan kita bisa meningkatkan peredaran darah, memperbaiki metabolisme tubuh, menurunkan tingkat gula darah, serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Menariknya lagi, beraktivitas di hutan ternyata juga meningkatkan hormon endorfin yang membuat manusia merasakan kebahagiaan, Perasaan itu tentunya dibutuhkan untuk mendukung kesehatan mental di masa sulit seperti pandemi saat ini.

Hal itu pun dialami Nadine saat menjejal hutan untuk bertualang. Puteri Indonesia 2010 yang juga aktivis lingkungan ini tidak merasa takut, sebaliknya ia merasa hal itu adalah proses mengisi dirinya untuk kembali segar.


Tak Bisa Hidup Tanpa Hutan

Feeding orangutan di Tanjung Harapan, Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

"Ketika ke hutan, kebisingan kota itu digantikan dengan suara serangga, suara hujan, suara angin. Aku bisa merasakan perbedaan besar dalam pikiranku. Hanya dengan beberapa hari di hutan, aku seperti baru di-recharge. Aku merasakan sendiri hutan bisa membantu memulihkan kondisi mental," ungkap Nadine. Dengan berekreasi di hutan ia justru bisa menyadari hal yang benar-benar penting dalam hidup.

Menurut ASRI, perjalanan yang dialami oleh Nadine disebut forest bathing dan memang mampu menghilangkan stres. Forest bathing adalah memanfaatkan seluruh panca indra saat berada di hutan, bisa membantu menghilangkan stres.

"Ini jadi bukti kalau kita tidak bisa hidup tanpa hutan yang lestari. Stres yang mereda juga menunjukkan bahwa ketika kita kembali ke alam, kita merasa seperti pulang ke rumah dan merasa nyaman," terang Evita.

Selama melakukan perjalanan di hutan untuk berekreasi di masa pandemi ini, pastikan kita tetap menjalankan protokol kesehatan. Jangan lupa juga untuk menjaga kebersihan alam sehingga koneksi antara manusia dan alam bisa berjalan harmonis tanpa ada yang terluka atau merugi.


Keragaman Hayati Hutan Adat Guguk

Infografis keragaman hayati Hutan Adat Guguk. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya