Jokowi Bakal Tutup Perdagangan Bursa 30 Desember 2021

Seremoni penutupan perdagangan BEI Tahun 2021 digelar pada 30 Desember 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Des 2021, 23:47 WIB
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2021 pada Kamis, 30 Desember 2021. Penutupan perdagangan tersebut akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Demikian mengutip dari undangan rangkaian acara seremoni penutupan perdagangan BEI Tahun 2021 kepada wartawan, ditulis Rabu (29/12/2021). Seremoni penutupan perdagangan BEI Tahun 2021 digelar pada pukul 14.30 WIB-15.30 WIB.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso akan memberikan laporan pada pukul 14.38-14.48 WIB. Dilanjutkan laporan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Selanjutnya penutupan perdagangan BEI Tahun 2021 oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Jokowi akan memberikan pidato pada pukul 15.10-15.30 WIB.

Sementara itu, pembukaan perdagangan BEI Tahun 2022 dilakukan pada Senin, 3 Januari 2022. Pembukaan perdagangan BEI diresmikan oleh Wakil Presiden RI K.H Ma’ruf Amin.

Sepanjang 2021, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh positif. Hingga penutupan perdagangan Rabu, 29 Desember 2021, IHSG naik 10,40 persen ke posisi 6.600,68. Pada 2021, IHSG sempat sentuh rekor tertinggi baru. IHSG menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di posisi 6.723,38 pada 22 November 2021.

Hingga penutupan perdagangan, Rabu pekan ini, investor asing melakukan aksi beli saham sebesar Rp 38,27 triliun.

Jumlah investor pun meningkat pada 2021. Investor pasar modal sentuh posisi 7,15 juta hingga November 2021, atau alami kenaikan 84,28 persen dari periode 2020 sebesar 3,88 juta investor.  Investor reksa dana mencapai 6,50 juta hingga November 2021 dari 2020 sebesar 3,17 juta.

Investor C-BEST tercatat 3,31 juta hingga November 2021, atau alami kenaikan 95,49 persen dari periode 2020 sebesar 1,69 juta. Jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 602.753 hingga November 2021 dari 2020 sebesar 460.372.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Target IPO Tercapai, BEI Masih Kantongi 25 Perusahaan di Pipeline

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencapai target pencatatan saham baru pada 2021. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 20 Desember 2021, sudah ada 54 Perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dengan perolehan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 62,61 triliun.

Sampai saat ini masih terdapat tiga perusahaan yang sedang proses book building melalui sistem e-IPO. Perusahaan-perusahaan tersebut yaitu; PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA).

"Berdasarkan draft prospektus masing-masing perusahaan tersebut, perkiraan tanggal pencatatan di BEI, ada yang akan tercatat pada Desember 2021 maupun pada Januari 2022," kata Nyaman kepada awak media, Selasa, 21 Desember 2021.

Sebelumnya, BEI menargetkan jumlah perusahaan yang akan mencatatkan saham pada 2021 sebanyak 30 perusahaan. Namun, seiring dengan tingginya animo terhadap IPO, BEI optimistis dan mengubah target menjadi 54 saham baru di tahun ini.

Tahun depan, Bursa optimistis pencatatan saham baru masih marak. Hal itu merujuk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,7 – 5,5 persen atau meningkat dibandingkan 2021 sebesar 3,2 – 4,0 persen. Keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik dan global serta indikator-indikator di pasar modal Indonesia yang relatif baik, telah menimbulkan antusiasme bagi para pelaku pasar modal.

"Dengan kondisi yang demikian, kami optimis aktivitas pencatatan di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun ini," kata Nyoman.

Di sisi lain, BEI masih mengantongi 25 perusahaan yang berencana untuk mencatatkan sahamnya di BEI. Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 3 perusahaan aset skala dengan kecil di bawah Rp 50 miliar.

Kemudian ada 11 perusahaan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar, dan 11 perusahaan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.


Sektor Saham

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rincian berdasarkan sektornya adalah sebagai berikut:

• 1 Perusahaan dari sektor Basic Materials;

• 4 Perusahaan dari sektor Industrials;

• 4 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;

• 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;

• 2 Perusahaan dari sektor Technology;

• 2 Perusahaan dari sektor Energy;

• 1 Perusahaan dari sektor Financials.

• 3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.

• 2 Perusahaan dari sektor Infrastructures.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya