BNPB Sebut Angka Bencana Turun 34 Persen Namun Korban Jiwa Meningkat 76,1 Persen

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut angka bencana di Indonesia menurun namun memberikan dampak yang signifikan.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 30 Des 2021, 08:31 WIB
Ilustrasi bencana alam di Indonesia (Liputan6.com / Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut angka bencana di Indonesia menurun namun memberikan dampak yang signifikan.

Suharyanto memaparkan kejadian bencana tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 turun sebanyak 34 persen. Hingga kini tercatat ada 3.058 kejadian bencana pada 2021.

Sementara korban meninggal dunia akibat bencana meningkat 76,1 persen, luka-luka naik sebanyak 2180 persen.

Kemudian terdampak dan mengungsi naik sebanyak 24,1 persen, dan rumah rusak naik sebanyak 115,9 persen.

“Artinya semakin tahun, dampak terjadinya bencana baik menimpa atau berdampak pada jiwa manusia semakin signifikan,” ujar Suharyanto dalam Taklimat PMK yang diikuti secara daring dari Jakarta, Rabu, (29/12/2021).

Suharyanto mengungkap kejadian bencana paling dominan adalah banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, dan gelombang pasang yang menyumbang 89,7 persen atau 2.072 kejadian bencana.

Daerah paling banyak kejadian bencana diantaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Aceh, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Tengah.

“Daerah tersebut perlu peningkatan tahap penanggulangan bencana dari mitigasi, edukasi dan penanganan darurat,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.

Adapun dampak bencana merusak tampak pada kejadian Gempa Mamuju, Sulawesi Barat pada Januari 2021 dan Siklon Tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur pada April 2021.

Kemudian paling dominan menyebabkan korban luka yakni pada peristiwa Gempa Mamuju, Sulawesi Barat pada Januari 2021 dan awan panas guguran Semeru pada Desember 2021.


Bencana Hidrometeorologi dan Tektonis Masih Dihitung

Sementara itu, BNPB masih menghitung capaian persentase penurunan potensi kehilangan PBD akibat dampak bencana. Target tahun ini adalah 0,1 persen.

Kemudian persentase kelengkapan sistem peringatan dini bencana hidrometeorologi dan tektonis dengan target 92 persen, hingga kini masih dalam penghitungan.

Terkait Indeks Risiko Bencana Indonesia rata-rata nasional, menurut Suharyanto telah terjadi penurunan. Dia mengatakan rata-rata penurunan IRBI pada periode 2019-2021 adalah 1,64 persen, dan pada tahun 2021.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya