Liputan6.com, Baghdad - Pada pagi hari di perayaan Idul Adha tanggal 30 Desember 2006, Saddam Hussein digantung sampai mati karena melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Ini adalah hari yang akan selamanya tertanam dalam ingatan rakyat Irak yang menyaksikan pemimpin kejam mereka berjalan menuju tiang gantungan dan tali diikat di lehernya.
Baca Juga
Advertisement
Saddam Hussein, yang memerintah Irak dari 1979 hingga penggulingannya dan penangkapannya oleh koalisi pimpinan AS pada 2003, dituduh oleh pengadilan Irak melakukan banyak pembantaian selama pemerintahannya, demikian dikutip dari laman CNN, Kamis (30/12/2021).
Ini termasuk pembantaian Syiah tahun 1982 di Kota Dujail dan pembantaian Halabja 1988.
Saddam Hussein kala itu menggunakan senjata kimia melawan kota Kurdi yang berani bangkit melawannya.
Keluarga korban merayakan kematiannya, sementara warga Irak lainnya merasa sangat sedih lantaran presiden mereka dihukum mati.
Sebelumnya, Setelah menghabiskan sembilan bulan dalam pelarian, mantan diktator Irak Saddam Hussein ditangkap pada 13 Desember 2003.
Kejatuhan Saddam Hussein dimulai pada 20 Maret 2003, ketika Amerika Serikat memimpin pasukan invasi ke Irak untuk menggulingkan pemerintahannya, yang telah menguasai negara itu selama lebih dari 20 tahun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Saddam Hussein
Saddam Hussein lahir dari keluarga miskin di Tikrit, 100 mil di luar Baghdad, pada tahun 1937. Setelah pindah ke Baghdad saat remaja, Saddam bergabung dengan partai Baath yang nantinya akan ia pimpin.
Dia berpartisipasi dalam beberapa upaya kudeta, akhirnya membantu memasang sepupunya sebagai diktator Irak pada Juli 1968. Saddam mengambil alih untuk sepupunya 11 tahun kemudian.
Selama 24 tahun menjabat, polisi rahasia Saddam, yang dituduh melindungi kekuasaannya, meneror masyarakat, mengabaikan hak asasi warga negara.
Sementara banyak dari rakyatnya menghadapi kemiskinan, ia hidup dalam kemewahan yang luar biasa, membangun lebih dari 20 istana mewah di seluruh negeri. Terobsesi dengan keamanan, ia dikatakan sering pindah di antara mereka, selalu tidur di lokasi rahasia.
Pada awal 1980-an, Saddam Hussein melibatkan negaranya dalam perang delapan tahun dengan Iran, yang diperkirakan telah merenggut lebih dari satu juta nyawa di kedua belah pihak.
Dia diduga telah menggunakan gas syaraf dan gas mustard pada tentara Iran selama konflik, serta senjata kimia pada populasi Kurdi Irak sendiri di Irak utara pada tahun 1988.
Setelah ia menginvasi Kuwait pada tahun 1990, koalisi pimpinan AS menyerang Irak pada tahun 1991, memaksa tentara Irak untuk meninggalkan tetangganya yang lebih kecil, tetapi gagal menyingkirkan Saddam Hussein dari kekuasaan.
Dan sepanjang 1990-an, Saddam menghadapi sanksi ekonomi PBB dan serangan udara yang bertujuan melumpuhkan kemampuannya untuk memproduksi senjata kimia, biologi, dan nuklir.
Advertisement