Menko Airlangga Resmikan Penutupan Perdagangan Bursa 2021

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menutup perdagangan bursa pada Kamis, 30 Desember 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Des 2021, 15:09 WIB
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2021 akan ditutup pada Kamis 30 Desember 2021. Semula, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan hadir untuk meresmikan penutupan perdagangan Bursa hari ini.

Namun, Jokowi berhalangan hadir dan digantikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Dalam seremoni tersebut, turut mendampingi Menko yakni Ketua dewan Otoritas Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, dan Direktur Utama BEI.

Dalam undangan rangkain seremoni penutupan perdagangan BEI 2021, acara dilanjutkan dengan penandatanganan sertifikat peresmian penutupan perdagangan BEI 2021 dan pidato oleh Menko Airlangga.

Sementara itu, pembukaan perdagangan BEI Tahun 2022 dilakukan pada Senin, 3 Januari 2022. Pembukaan perdagangan BEI rencananya akan diresmikan oleh Wakil Presiden RI K.H Ma’ruf Amin.

Aktivitas pasar modal sepanjang tahun 2021 bertumbuh secara positif, tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 6.600,68 pada 29 Desember 2021 (meningkat 10,4 persen dari posisi Des-20).

Pertumbuhan IHSG tersebut bahkan sempat menembus rekor baru, yakni di level 6.723,39 pada 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi. Sementara itu, kapitalisasi pasar pada 29 Desember 2021 mencapai Rp 8.277 triliun atau naik hampir 18 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2020 yakni Rp 6.970 triliun.

 

 


Penghimpunan Dana di Pasar Modal

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari sisi supply, hingga 30 Desember 2021 telah terdapat 54 perusahaan tercatat yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga sebanyak 766 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI.

Total fund raised IPO saham mencapai Rp62,61 triliun, naik sebesar 1.022,35 persen dibandingkan dengan tahun 2020 dan merupakan nilai penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Indonesia pun masih menjadi Bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama 3 tahun berturut – turut sejak tahun 2019.

Sementra total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7 persen menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020. Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017.

Secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada tahun 2021 ditopang oleh kalangan Milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen-Z (kelahiran 1997 – 2012) atau rentang usia ≤ 40 tahun sebesar 88 persen dari total investor ritel baru (per November 2021).

Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2 persen dari tahun sebelumnya sebesar 48,4 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya