PT Pegadaian (Persero) mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure/capex) di tahun 2013 sebesar Rp 650 miliar. Alokasi belanja modal tersebut lebih tinggi dibandingkan belanja modal di 2012 sebesar Rp 300 miliar.
Direktur Keuangan PT Pegadaian (Persero), Dwi Agus Pramudya mengatakan, alokasi belanja modal pada tahun ini untuk penambahan infrastruktur dan properti.
"Jadi untuk penambahan infrastruktur itu sebesar Rp 300 miliar dan untuk pengembangan properti sendiri sebesar Rp 350 miliar. Perkiraan dananya sekitar 50%-50% untuk pembagiannya," ujar dia, Kamis (11/1/2013).
Dia mengungkapkan, pendanaan belanja modal bersumber dari kas internal dan kemungkinan eksternal seperti pinjaman dan lainnya. Namun perusahaan belum memutuskan komposisi sumber pendanaan tersebut.
"Jadi, kalau bisa kita pembiayaan capex sendiri. Kita harus pakai dana sendiri dulu, selama kita bisa," tutur Dwi.
Dia mengungkapkan perseroan saat ini sudah memiliki penambahan aset properti berupa tanah yang tersebar seperti di Jakarta, Surabaya, dan Pekanbaru.
"Aset tanah tersebut akan dibangun properti, dan akan dimanfaatkan sebagai aset dari kita. Maka dari itu, akan bisa mengoptimalkan pendapatannya juga," ujarnya.
Pramudya menambahkan, pada pembelian aset properti tersebut, kebutuhan dana mencapai 50% dari alokasi belanja modal. Pembelian aset properti bertujuan ekonomis karena perusahaan akan memperoleh pendapatan dari penyewaan properti tersebut. (DIS)
Direktur Keuangan PT Pegadaian (Persero), Dwi Agus Pramudya mengatakan, alokasi belanja modal pada tahun ini untuk penambahan infrastruktur dan properti.
"Jadi untuk penambahan infrastruktur itu sebesar Rp 300 miliar dan untuk pengembangan properti sendiri sebesar Rp 350 miliar. Perkiraan dananya sekitar 50%-50% untuk pembagiannya," ujar dia, Kamis (11/1/2013).
Dia mengungkapkan, pendanaan belanja modal bersumber dari kas internal dan kemungkinan eksternal seperti pinjaman dan lainnya. Namun perusahaan belum memutuskan komposisi sumber pendanaan tersebut.
"Jadi, kalau bisa kita pembiayaan capex sendiri. Kita harus pakai dana sendiri dulu, selama kita bisa," tutur Dwi.
Dia mengungkapkan perseroan saat ini sudah memiliki penambahan aset properti berupa tanah yang tersebar seperti di Jakarta, Surabaya, dan Pekanbaru.
"Aset tanah tersebut akan dibangun properti, dan akan dimanfaatkan sebagai aset dari kita. Maka dari itu, akan bisa mengoptimalkan pendapatannya juga," ujarnya.
Pramudya menambahkan, pada pembelian aset properti tersebut, kebutuhan dana mencapai 50% dari alokasi belanja modal. Pembelian aset properti bertujuan ekonomis karena perusahaan akan memperoleh pendapatan dari penyewaan properti tersebut. (DIS)