Liputan6.com, Jakarta - Seperti diketahui, lansia menjadi kategori yang diutamakan sejak dimulainya vaksinasi COVID-19. Namun ternyata baru ada 14 provinsi yang vaksinasi lansianya mencapai target.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmidzi. Ia mengungkapkan, hingga saat ini cakupan vaksinasi di Indonesia pada kategori tersebut belum optimal.
Advertisement
"Lansia ini kan sudah mulai di awal ya, bahkan di Maret sudah kita mulai vaksinasi pada lansia. Tapi terlihat cakupannya belum optimal," ujar Nadia dalam konferensi pers Menjaga Pandemi Tetap Landai Pasca Nataru, Kamis (30/12/2021).
"Kalau kita lihat seluruh sasaran itu provinsi-provinsi itu sudah mencapai 70 persen, terutama ibu kota provinsi. Tapi kalau kita lihat lansia, itu baru 14 provinsi yang mencapai target 60 persen," tambahnya.
Terkait hal tersebut, Nadia pun mengungkapkan bahwa vaksinasi terhadap lansia harus sedikit diakselerasi. Mengingat vaksinasi untuk lansia sendiri menjadi kategori yang diutamakan sejak awal, namun juga belum mencapai target.
Maka, untuk mempercepat target vaksinasi pada lansia, terdapat beberapa upaya yang dilakukan pemerintah. Seperti vaksinasi berbasis RT/RW, sentra vaksinasi yang tetap dibuka, bahkan door-to-door.
"Door to door, jadi langsung dengan koordinatornya. Kepala desa, pak lurah, atau pak RT yang mengidentifikasi khususnya lansia bahkan sasaran umum lainnya untuk divaksinasi," kata Nadia.
Faktor penyebab
Nadia menjelaskan, banyak lansia yang masih menerima informasi yang tidak tepat terkait vaksinasi COVID-19. Bahkan, beberapa diantara mereka ada yang belum mengetahui manfaat dari vaksin itu sendiri.
"Jadi ada dua, ada yang sama sekali tidak mendapatkan informasi atau belum terpapar. Ada yang salah mendapatkan informasi. Nah, dua kelompok inilah yang umumnya membuat lansia ragu-ragu," kata Nadia.
Ia menambahkan, ada pula yang berpendapat bahwa lansia itu seharusnya tidak perlu mendapatkan vaksinasi COVID-19 karena dapat membahayakan. Mengingat mereka sebenarnya rentan.
"Ada yang lansia punya keyakinan kalau sudah lansia, enggak apa-apalah kalau nanti harus sakit terus meninggal karena sudah waktunya. Nah, hal-hal ini yang menjadi tantangan," ujar Nadia.
Advertisement