Liputan6.com, Jakarta - Apple belum lama ini menghadirkan iPhone 13 series di Indonesia. Setahun sebelumnya, iPhone 12 series juga sudah hadir di Tanah Air.
Apple gembar gembor perangkatnya makin kencang karena bisa terhubung jaringan 5G. Sayangnya, ketika masuk ke Indonesia, kedua lini iPhone ini belum bisa terhubung dengan jaringan 5G yang telah digelar sejumlah operator seluler.
Advertisement
Menkominfo Johnny G. Plate pun mengungkap alasan perangkat Apple, dalam hal ini iPhone 12 series dan iPhone 13 series, belum bisa terlayani jaringan 5G di Indonesia.
Dalam webinar Mendigitalkan Indonesia: Retrospeksi 2021 dan Outlook 2022 Kemkominfo, Johnny mengatakan, memang belum semua perangkat handheld atau device mendukung 5G di Indonesia.
Johnny juga menyebut belum semua vendor smartphone membuka software-nya untuk 5G di Indonesia.
"Baru beberapa yang sudah buka. Oppo kalau tidak salah sudah buka dan Samsung juga. Tapi teknologi seperti Apple belum dibuka," ujar Johnny.
Johnny menjawab pertanyaan para pemilik iPhone 12 dan iPhone 13 yang belum bisa terhubung dengan 5G.
Menurutnya, hal ini karena masalah pita frekuensi yang digunakan Apple pada iPhone, untuk terhubung dengan 5G berbeda dengan pita frekuensi yang dipakai oleh operator Indonesia untuk menggelar 5G.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apple Pakai Band 2,6 GHz dan 3,5 GHz untuk Terhubung 5G
"Apple belum buka karena Apple handset-nya bergerak di spektrum 2,6 GHz dan di Indonesia, 2,6 GHz belum ada layanan 5G. Sehingga walaupun Apple buka software, toh tidak ada layanannya. Jadi belum bisa (terhubung ke 5G)," kata Johnny, memberikan penjelasan.
Di Indonesia, ketiga operator seluler yakni Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata menjalankan 5G di spektrum frekuensi 2,1 GHz, 2,3 GHz, dan 1,8 GHz. Dan spektrum tersebut juga digunakan untuk menjalankan jaringan 4G serta 5G.
"5G yang ada adalah teknologi Asia, sedangkan teknologi 5G Amerika digelar di spektrum frekuensi 2,6 GHz dan 3,5 GHz. Itu saat ini belum (ada di Indonesia), sehingga kita butuh sekali untuk memastikan tersedianya frekuensi di semua level," kata Johnny.
Spektrum pita frekuensi yang berupaya dibebaskan oleh Kemkominfo melalui upaya farming dan refarming adalah di 2,3 GHz, 2,6 GHz, 3,3 GHz, dan 3,5 GHz juga di band spektrum tinggi, milimeter wave (mm wave).
Advertisement
Persiapkan Frekuensi
Sekadar informasi Menkominfo Johnny G. Plate telah menandatangani Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) bagi operator untuk menggelar jaringan 5G secara komersil, yang diberikan kepada beberapa operator.
Di mana, Telkomsel mendapatkan SKLO pada 20 Mei 2021, Indosat Ooredoo pada 4 Juni 2021, dan XL Axiata pada 5 Agustus 2021.
Sejak itu, operator-operator ini tercatat telah menyelenggarakan deployment 5G di 13 kota di Indonesia.
Meski begitu, Johnny juga menegaskan kalau saat ini tulang punggung konektivitas Indonesia berada di jaringan 4G. Untuk 5G, Indonesia baru memulai langkah pengembangan jaringan tersebut.
"5G network saat ini masih di tataran 5G experience. Sambil kita menyiapkan spektrum frekuensi agar deployment 5G bisa makin bermanfaat bagi masyarakat," kata Johnny.
Adapun penyiapan spektrum frekuensi salah satunya dilakukan dengan migrasi TV digital atau analog switch off. Di mana, kegiatan tersebut diperkirakan akan membebaskan spektrum frekuensi selebar 112 MHz di 700 MHz.
Kemkominfo juga melakukan farming dan refarming pita frekuensi. Johnny menyebut hal ini bukan pekerjaan mudah, karena secara teknis harus memindahkan pengguna satu frekuensi ke frekuensi lainnya.
(Tin/Isk)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement