Angkasa Pura II Bersiap Antisipasi Ribuan Kedatangan Pekerja Migran di Januari 2022

Angkasa Pura II telah mempersiapkan fasilitas bandara untuk mengantisipasi kedatangan besar penumpang dari luar negeri bulan depan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Des 2021, 17:00 WIB
Persiapan PT Angkasa Pura II dalam mendukung ketentuan larangan mudik 6 - 17 Mei 2021. (Dok AP II)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menyatakan kesiapan sejumlah bandara dalam menyambut kedatangan ribuan wisatawan dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari luar negeri pada Januari 2022 mendatang.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat memperkirakan adanya kedatangan 5.000 pekerja dan wisatawan melalui jalur udara pada 7-9 Januari 2022.

Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan fasilitas bandara untuk mengantisipasi kedatangan besar penumpang dari luar negeri bulan depan.

"Fasilitas siap, itu on going. Kan kita setiap hari ada 3.500-4.000 orang yang datang ke Bandara Soetta, baik WNI dan WNA dari luar negeri. termasuk di dalamnya PMI," kata dia di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, Jumat (31/12/2021).

Dia menyampaikan, bandara yang berada di bawah kelola AP II sudah melaksanakan prosedur penerimaan penumpang internasional seperti pelayanaj tes RT-PCR on arrival.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Prosedur Pendaratan

Penumpang berjalan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Rabu (28/10/2020). PT Angkasa Pura II menyebutkan ada 50.000 penumpang yang datang dan pergi dari Bandara Soetta untuk berpergian saat libur panjang pada hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Prosedur pendaratan pun dijaga ketat oleh petugas bandara maupun Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Jika ada yang terdeteksi positif, maka sampel pengetesan akan dibawa ke laboratoriun yang punya fasilitas genome sequencing.

Awaluddin lantas mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan agar fasilitas genome sequencing dapat disediakan di bandara. Dengan demikian, impor mutasi Covid-19 bisa dicegah lebih awal di pintu kedatangan via bandara.

"Saya menyarankan ke Kemenkes apakah bisa diberi atau tidak (fasilitas genome sequencing di bandara). Kan kami punya biosafety lab level dua, jadi langsung ketahuan," ujarnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya