Melihat Rekor Terbaru yang Tercipta di BEI Sepanjang 2021

Rekor yang tercipta di pasar modal terjadi di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

oleh Agustina MelaniPipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Des 2021, 17:14 WIB
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini ditunjukkan dari sejumlah rekor yang muncul seiring ramainya penggalangan dana dari pasar modal Indonesia dan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh positif.

Rekor yang tercipta di pasar modal terjadi di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Rekor baru yang hadir dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2021. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 30 Desember 2021, ada 54 perusahaan tercatat yang melakukan IPO sehingga mengantikan jumlah perusahaan tercatat di BEI sebanyak 766 perusahaan.

Total raihan dana dari IPO mencapai Rp 62,61 triliun. Dana dari IPO itu naik 1.022,35 persen dibandingkan 2020. Nilai penggalangan dana tersebut tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Bahkan Indonesia menjadi bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama tiga tahun berturut-turut sejak 2019.

"54 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI, fund raised Rp 62,61 triliun yang merupakan penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah BEI,” ujar Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat konferensi pers, Kamis, 30 Desember 2021.

PT Bukalapak.com Tbk mencatat IPO terbesar pada 2021, dan sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Perseroan menawarkan saham perdana 25.765.504.800 saham ke publik dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham itu mewakili 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Dengan demikian, perseroan meraup dana IPO Rp 21,9  triliun yang termasuk terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Kemudian disusul PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel. Perseroan menawarkan saham perdana ke publik sebanyak 23.493.524.800 saham.

Perseroan menawarkan harga saham perdana Rp 800 dengan nilai nominal Rp 228. Dengan demikian total dana yang diraup dari IPO Rp 18,79 triliun. 

Selain itu, ada PT Avia Avian Tbk yang meraup dana IPO terbesar pada 2021.  PT Avia Avian Tbk menawarkan saham perdana sebanyak-banyaknya 6,2 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Perseroan menetapkan harga penawaran Rp 930 per saham.

Jumlah saham yang dilepas tersebut 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Dengan demikian, perseroan akan meraih dana Rp 5,76 triliun dari IPO.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Rights Issue Terbesar

Gedung BRI (Dok: Istimewa)

Selain IPO, rights issue di BEI juga catat rekor. Salah satunya penggalangan dana melalui rights issue oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) telah menyelesaikan rights issue dengan nilai sekitar Rp 96 triliun.

Pada  aksi tersebut, BRI melepas 28.213.191.604 saham baru atau 28,21 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Jumlah saham tersebut sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue. Dari jumlah saham baru tersebut, sekitar 12,104 miliar lembar di antaranya adalah jatah publik.  Perseroan meraih dana Rp 41 triliun  dari publik.  Adapun total dana dari investor asing, sekitar Rp 29 triliun.

Adapun sisanya, pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas dan pengendali telah subscribe 16,1 miliar HMETD senilai Rp54,77 triliun dengan inbreng saham Pegadaian dan PNM kepada BRI.

“Tahun ini (penggalangan dana besar-red) karena ada rights issue BRI. IPO Bukalapak dan Mitratel. Ada PPKM, dana masyarakat banyak menganggur, sehingga diserap ke pasar modal,” ujar Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana saat dihubungi Liputan6.com.


IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cetak rekor tertinggi sepanjang masa. IHSG naik 10,08 persen ke posisi 6.581,48 secara year to date hingga 30 Desember 2021.

IHSG sentuh rekor tertinggi sepanjang masa di posisi 6.723,39 pada 22 November 2021. Posisi IHSG tersebut melampaui sebelum terjadinya pandemi COVID-19.

Kapitalisasi pasar tercatat Rp 8.277 triliun pada 29 Desember 2021 atau naik hampir 18 persen dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar Rp 6.970 triliun. Kapitalisasi pasar tertinggi mencapai Rp 8.354 triliun pada 13 Desember 2021.


Aktivitas Perdagangan

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aktivitas perdagangan juga mencatat rekor baru. Total frekurensi transaksi harian tertinggi terjadi pada 9 Agustus 2021 yang mencapai 2,14 juta kali transaksi, volume transaksi harian tertinggi yang mencapai 50,98 miliar saham pada 9 November 2021.

Pencapaian positif turut tercermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7 persen menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020.

Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017. Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2 persen dari tahun sebelumnya sebesar 48,4 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya