Pemkab Sintang Terus Berbebah soal Lingkungan Pasca Dilanda Bencana

Edy Harmaini, mengamini banyak pekerjaan rumah terkait lingkungan yang belum terselesaikan, khususnya soal sampah.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 31 Des 2021, 20:57 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau bencana banjir yang melanda Sintang dan Melawi, Kalimantan Barat (dok: PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang, Edy Harmaini, mengamini banyak pekerjaan rumah terkait lingkungan yang belum terselesaikan, khususnya soal sampah.

Hal itu disampaikannya saat diskusi daring bersama Generasi Melek Politik yang bertemakan 'Anak Muda Menagih Janji Pemimpin Sintang'.

Menurut Edy, hal itu disebabkan karena kurangnya infrastruktur. Sebab, saat ini Kabupaten Sintang hanya memiliki satu tempat pembuangan akhir (TPA) dengan kondisinya 80% sudah terisi.

"Selain TPA, kendaraan untuk mengangkut sampah yang ada di wilayah Sintang jumlahnya belum ideal. Pemerintah menganggap perlu adanya kolaborasi dengan stakeholder dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah," kata dia dalam diskusi tersebut, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Jumat (31/12/2021).

Meski penuh keterbatasan, Edy mengaku sejumlah program solutif sudah dikeluarkan. Salah satunya membentuk kelompok swadaya masyarakat demi membantu melakukan pengangkutan sampah dari rumah ke rumah dan pengelolaan secara ekonomis sampah yang bisa didaur ulang.

"Pemerintah mengungkapkan bahwa beberapa kelurahan telah memiliki alat pengangkut sampah yang dibeli menggunakan dana kelurahan," ungkap dia.

 


Mengatasi Dampak Sampah

Edy menjelaskan, Kabupaten Sintang tidak hanya menangani sampah rumah tangga. Namun juga mencari cara mengatasi dampak sampah yang dibuang sembarang ke Sungai Sintang.

Menurut dia, ada dua sisi. Pertama dari program dan kedua dengan cara komunikasi.

"Program kita lakukan secara implementatif sepert apa, kedua tentunya kita perlu komunikasi ke masyarakat. Bahwa dampak daripada sampah akan sangat berat.” beber Edy.

Edy merinci, program implementatif adalah program yang berjalan bersama para segenap elemen masyarakat, seperti karang taruna dan anak muda. Dia meyakini, bila sampah-sampah rumah tangga ini diangkut oleh anak-anak karang taruna, maka akan menurunkan tingkat buang sampah di sungai.

"Program penyadaran masyarakat melalui sosialisasi di lingkungan ke sekolah-sekolah, kemudian program penguatan mengenai kepatuhan masyarakat buang sampah, jenis sampah yang dibuang dan penegakan hukum," kata dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya