Liputan6.com, Jakarta Di penghujung tahun 2021, kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia dapat terkendali. Kondisi ini dapat dicapai berkat perjuangan bersama dan kebijakan adaptif Pemerintah yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
Sepanjang tahun 2021, Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, berbagai peristiwa yang dinamis serta kebijakan yang adaptif diharapkan dapat menjadi refleksi dan penyemangat kita untuk tetap menjaga semangat dan konsistensi melawan COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
"Kita dapat melihat setiap momen penting penanganan berfokus pada tiap aspeknya. Di antaranya, pertama, pengendalian aktivitas masyarakat. Pemerintah melakukan ragam modifikasi pengendalian," ujar Wiku di Media Center, IS Plaza, Jakarta, ditulis Jumat (31/12/2021).
"Misal, pengendalian per daerah dengan awalnya Pemberlakuan Pembataasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali pada Januari hingga Februari pada beberapa kabupaten/kota tertentu yang mengalami kenaikan kasus. Lalu, penyesuaian lagi dengan perspektif mikro sebagai penanganan di hulu dengan penerapan PPKM Mikro dan pembentukan Posko Desa/Kelurahan."
Selanjutnya, ketika transmisi komunitas menyebabkan ledakan kasus atau gelombang kedua COVID-19 pada Juli 2021, sehingga mendesak adanya pengetatan melalui PPKM Darurat dan Pengetatan PPKM Mikro atau disebut micro lockdown.
"Setelah kasus konsisten turun, maka dibutuhkan pemulihan ekonomi masyarakat secara cepat, yang mana di tahun ini berada di rentang 3,7 - 4,5, maka ditetapkanlah instrumen pengendalian aktivitas masyarakat yang berkelanjutan dengan pendekatan level kabupaten/kota untuk menimbang seberapa besar pengetatlonggaran pengendalian di kabupaten/kota," lanjut Wiku.
"Khusus hari raya besar atau waktu libur yang sangat potensial menyumbang kenaikan kasus, Pemerintah menyusun skenario pengendalian sesuai kondisi kasus saat itu. Pada setiap peraturan yang dibuat, perencanaanya dilakukan jauh-jauh hari dan melibatkan lintas kementerian/lembaga untuk kesiapan implementasi kebijakan yang sigap."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Mobilitas dan Mulai Ditemukan Varian COVID-19
Kedua, terkait kebijakan mobilitas, baik mobilitas dalam negeri maupun luar negeri sangat penting diatur demi mencegah lonjakan kasus akibat perluasan penularan dari satu wilayah ke wilayah lain baik di dalam satu negara bahkan lintas negara.
"Kita menyadari Kebijakan mobilitas sangat dinamis, yang mana prinsipnya diubah sebagai bentuk upaya cepat tanggap dengan mengamati kondisi kasus nasional dan global, kesiapan sarana dan prasarana asal dan tujuan perjalanan, riwayat vaksinasi pelaku perjalanan, serta arus perjalanan saat itu," Wiku Adisasmito menerangkan.
Ketiga, terkait mutasi dan varian virus COVID-19. Di Indonesia, pertama kali spesimen bervarian Alpha, Beta, dan Delta ditemukan pada awal tahun 2021. Sementara varian Omicron baru saja terdeteksi akhir tahun 2021.
Dalam perkembangannya, Pemerintah melakukan mengantisipasi saat terjadi importasi kasus. Yaitu menyesuaikan aturan pelaku perjalanan dengan penetapan kriteria Warga Negara Asing (WNA) yang boleh masuk ke Indonesia, penyesuaian durasi karantina baik asal negara maupun riwayat vaksinasi, dan peningkatan kapasitas Whole Genome Sequencing, yang kini memiliki kemampuan melacak kode genetik sebanyak 500-600 sampel per hari.
"Selain mencegah masuknya varian dari luar wilayah, varian baru juga berpotensi muncul di dalam negeri. Potensi ini sebanding dengan tingginya tingkat penularan dalam masyarakat. Dalam hal ini, Indonesia berupaya keras mengendalikan kasus hingga sampai pada level yang cukup rendah seperti saat ini," imbuh Wiku.
"Sehingga sejauh ini kita belum berkontribusi terhadap timbulnya varian baru yang dapat lebih memberatkan kondisi pandemi dunia."
Advertisement
Target Vaksinasi COVID-19 70 Persen Tercapai
Keempat, terkait vaksinasi COVID-19. Penyuntikan perdana di Indonesia dimulai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa pejabat publik pada awal Januari 2021. Selanjutnya, Februari pelaksanaan vaksinasi bertahap berdasarkan skala prioritas masyarakat, menimbang kerentanan kelompok terpapar COVID-19.
Demi menjamin ketersediaan vaksin jangka panjang serta mendorong kemandirian anak bangsa, Pemerintah menetapkan kandidat vaksin Merah Putih untuk didukung sepenuhnya rangkaian proses produksi serta hilirisasinya.
Pada Mei, upaya mempercepat laju vaksinasi, Pemerintah juga bermitra dengan pihak swasta, seperti sektor industri untuk menjadi penyelenggara vaksinasi atau melaksanakan vaksinasi gotong royong.
"Akhirnya di akhir tahun ini, Indonesia mampu mencapai target vaksinasi oleh WHO, yang mana 70 persen populasi telah divaksin dosis pertama dan 40 persen populasi telah divaksin dosis kedua," Wiku Adisasmito mengungkapkan.
Kondisi kasus terkendali di Indonesia saat ini adalah hasil pengendalian COVID-19 melalui berbagai modifikasi perilaku masyarakat serta kekebalan komunitas akibat vaksinasi maupun kekebalan akibat infeksi."
"Atas hasil saat ini, Pemerintah berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang tidak kenal lelah ikut serta mencegah penularan COVID-19. Pemerintah mengucapkan belasungkawa kepada ribuan orang yang telah meninggal akibat COVID-19," ucap Wiku.
"Semoga kita semua yang masih sehat dan bertahan dapat melanjutkan estafet perlawanan kepada COVID-19," lanjutnya. Namun, perlu diingat, walaupun pemerintah telah mengagendakan rencana transisi Indonesia menuju endemi COVID-19, namun virus COVID-19 masih ada, di berbagai belahan dunia."
Oleh karena itu, perlu adanya perubahan perilaku masif bagi siapa saja yang belum menjalankan protokol kesehatan secara sempurna dan konsistens. Langkah ini dapat menjadi kunci pemutusan rantai penularan.
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron
Advertisement