Catatan Ekspor Komoditas Pertanian Sulteng pada 2021 dan Optimisme Tahun 2022

Nilai ekspor komoditas pertanian di Sulawesi Tengah tahun 2021 tercatat mengalami peningkatan dibanding tahun 2020.

oleh Heri Susanto diperbarui 01 Jan 2022, 22:00 WIB
Kontainer pengangkut kelapa dan tepung kelapa yang akan diekspor oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu dan Pemprov Sulteng ke Amerika dan Tiongkok, Jumat (31/12/2021). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Liputan6.com, Palu - Nilai ekspor komoditas pertanian di Sulawesi Tengah tahun 2021 tercatat mengalami peningkatan dibanding tahun 2020.

Kontribusi besar terhadap peningkatan ekspor itu berasal dari komoditas perkebunan yang rutin ekspor, diikuti komoditas pangan dan hortikultura seperti kakao biji, olahan kelapa (tepung kelapa, VCO, CO, air kelapa, dan serabut kelapa), kelapa biji, jagung biji, bawang merah, dan durian.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu mencatat kenaikan ekspor tahun 2021 mencapai 3 persen dibanding tahun 2020.

"Nilai ekspor tahun 2021 sebesar Rp459 miliar, naik dibanding tahun 2020 sebesar Rp444 miliar," Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, Amril melaporkan dalam acara Gebyar Ekspor tahun 2021 di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, Jumat (31/12/2021).

Tujuan ekspor komoditas perkebunan dan pertanian Sulteng itu mencakup negara-negara Asia, Eropa, Amerika, hingga Amerika Selatan seperti Tiongkok, Vietnam, Korea Selatan, US, Perancis, Brazil, Australia, Srilanka, Pakistan, Kanada, Malaysia, dan Slovenia.

Simak video pilihan berikut ini:


Potensi Komoditas Baru pada 2022

Pelepasan komoditas pertanian Sulteng untuk diekspor ke luar negeri oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu bersama Pemprov Sulteng dalam 'Gebyar Ekspor Tutup Tahun 2021’, Jumat (31/12/2021). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Balai Karantina Palu juga mencatat selama tahun 2021 terdapat komoditas baru yang berpotensi menjadi andalan untuk dikembangkan di tahun berikutnya. Amril menyebut kopi, durian montong, serta rempah-rempah seperti pala biji, lada biji, vanili, bawang merah, ketumbar, kunyit, dan sereh sudah mendapat pasar di Jepang.

Amril mengakui potensi ekspor Sulteng bisa jauh lebih besar jika dikembangkan dengan maksimal.

"Seperti kelor merah khatulistiwa, sarang burung walet, dan durian montong. Ini tentunya perlu di dorong karena hilirnya sudah jelas dan diminati di pasar ekspor," kata Amril.

Mengenai potensi itu, di lokasi yang sama Sekretaris Daerah Sulawesi Tengah, Faizal Mang menegaskan pihaknya akan fokus mengintervensi pengembangan komoditas-komoditas baru, salah satunyanya dengan memberikan kemudahan ekspor bagi petani maupun pelaku bisnis pertanian.

"Kami berharap komoditas yang diekspor akan lebih beragam dengan kualitas baik," Faizal Mang mengatakan.

Menutup tahun 2021 sendiri Balai Karantina Palu bersama Pemprov Sulteng kembali mengekspor komoditas andalan yakni kelapa bulat dan tepung kelapa dengan total volume 1.071 ton senilai Rp5,7 miliar dengan tujuan Amerika Serikat dan Tiongkok. Ekspor itu serentak dilakukan bersama semua daerah se-Indonesia dalam 'Gebyar Ekspor Tutup Tahun 2021'.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya