Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus menggeber inovasi teknologi dan layanan untuk memperkuat layanan multisektor dalam rangka menjaga keselamatan masyarakat dan menunjang pembangunan nasional. Selain itu, inovasi itu terus digulirkan untuk mengurangi ketergantungan produk-produk luar negeri.
“Berbagai inovasi yang diluncurkan BMKG harus sudah teruji dan langsung dapat diterapkan dalam kegiatan operasional, tidak lain untuk menjawab, mengantisipasi dan mengatasi berbagai tantangan dan dinamika global yang semakin kompleks,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/12/2021).
Dwikorita mengatakan, baru-baru ini BMKG mempublikasikan sedikitnya enam (6) produk inovasi teknologi terapan yang telah dilakukan dalam waktu satu tahun terakhir. Diseminasi bertema “Unboxing Produk Inovasi Teknologi Tahun 2021” memperkenalkan sejumlah produk yang berhasil diciptakan oleh anak-anak bangsa ASN BMKG yang bersinergi dengan berbagai pihak.
Di antaranya, kata Dwikorita, yaitu di Bidang Meteorologi melalui model InaNWP dan Inarason Versi 2. Model InaNWP merupakan model regional yang dikembangkan oleh BMKG dengan menggunakan Weather Research Forecasting (WRF) yang berasimilasi dengan data observasi BMKG.
Baca Juga
Advertisement
Inovasi InaNWP bertujuan untuk menyediakan informasi prakiraan cuaca jangka pendek yang berkualitas dengan memanfaatkan data - data observasi lokal di wilayah Indonesia hasil sinergisitas penelitian antar unit di lingkungan BMKG serta lembaga lain di luar BMKG.
Inarason sendiri, lanjut dia, merupakan sebuah sistem berbasis web untuk integrasi radiosonde seluruh stasiun pengamatan di Indonesia yang bertujuan membantu forecaster dalam membuat analisa udara atas mengenai fenomena atmosfer/cuaca Indonesia. Inarason Versi 2 ini merupakan pengembangan aplikasi tahun sebelumnya dengan menambahkan fitur monitoring cold surge berdasarkan output parameter model dan observasi menggunakan radiosonde.
Selanjutnya, pada Bidang Klimatologi yaitu “API KHATULISTIWA” (Aplikasi Peringatan Dini Kebakaran Hutan dan Tutupan Lahan Berbasis Hotspot dan Iklim Wilayah ASEAN) Versi 2. Produk ini merupakan informasi peringatan dini yang berisi informasi prakiraan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan jangka panjang dengan skala waktu prediksi 7 bulan ke depan.
API KHATULISTIWA Versi 2 ini merupakan pengembangan produk sebelumnya dengan menambahkan input parameter baru yaitu hari tanpa hujan (HTH).
Berikutnya, kata Dwikorita, di Bidang Geofisika telah menghasilkan 3 produk yaitu SSQES, Getsafe, dan B-Value. Seismic Station Quality Evaluation System (SSQES) merupakan sistem pemantauan otomatis kualitas data secara semi real-time, harian, dan bulanan, serta sistem evaluasi kualitas data bersifat objektif yang menggunakan beberapa parameter.
Informasi kualitas stasiun seismik yang dihasilkan dari sistem ini dapat digunakan untuk peningkatan akurasi informasi gempabumi dan tsunami dan optimalisasi pemeliharaan stasiun seismik. Getsafe merupakann prototype aplikasi yang dikembangkan untuk membantu masyarakat dalam memahami wilayahnya terhadap bencana gempabumi dan tsunami.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Jadi Sarana Edukasi Masyarakat
Dengan adanya aplikasi ini diharapkan menjadi sarana edukasi masyarakat untuk memahami ancaman bahaya gempabumi dan tsunami di sekitar wilayah mereka. Sistem monitoring B-value merupakan sistem monitoring dengan melakukan analisa B- value secara spasial dan temporal. Pengembangan sistem monitoring b value ini untuk memudahkan dalam memonitor prekursor gempabumi.
"Berbagai inovasi yang dikembangkan BMKG tersebut merupakan buah karya putra putri terbaik bangsa. Seluruh inovasi tersebut didesain untuk dapat memberi banyak manfaat bagi masyarakat. Utamanya, dalam memberikan layanan data dan informasi yang cepat, tepat, dan akurat guna kepentingan pembangunan nasional," kata Dwikorita.
Sedangkan Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko sangat mengapresiasi inovasi BMKG untuk dapat memenuhi kebutuhan operasional seperti yang disampaikan Koordinator Bidang Klimatologi bahwa Api KHATULISTIWA telah dioperasionalkan di Kedeputian Klimatologi.
"Selain itu terkait produk Ina-NWP nanti ke depannya diharapkan produk-produk Ina-NWP bisa mendukung operasional dan bagaimana produk-produk prakiraan musim dikembangkan kami sangat menunggu produk-produk klimatologi untuk dapat dioperasionalkan didukung oleh kedeputian operasional itu sendiri," kata Urip.
Advertisement