Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk kemungkinan telah menyelesaikan tahun tersibuk dengan menjual saham Tesla pada 30 Desember 2021, dan akan berakhir dengan menjadi salah satu tagihan pajak terbesar sepanjang sejarah.
CEO Tesla ini menggunakan opsi untuk membeli 1,6 juta saham lagi. Di samping itu Elon Musk juga menjual 934.090 saham senilai USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,23 triliun (asumsi kurs Rp 14.238 per dolar AS) demi menutupi tagihan pajak atas pembelian saham tersebut.
Advertisement
Jumlah transaksi penjualan saham Tesla oleh Musk berdasarkan opsi itu sudah sekitar 22,9 juta dengan tenggat waktu berakhir pada Agustus 2022.
Selain itu, dia juga melepas 10,3 juta saham guna menutupi persyaratan pemotongan pajaknya. Penjualan ini Musk lakukan dengan bantuan orang dalam perusahaan agar tidak dituduh memperdagangkan informasi.
Musk memperoleh mandat opsi pada 2012 sebagai bagian dari paket pembayarannya sekaligus opsi yang Tesla (TSLA) dapatkan untuk mencapai berbagai target keuangan dan operasional tahun-tahun berikutnya.
Dengan amanah ini, Musk tidak perlu membayar pajak atas opsi tersebut sampai dia melaksanakannya. Elon Musk mulai menggunakan opsi tersebut sejak November 2021.
Nilai saham yang pimpinan Tesla peroleh dari penggunaan opsi setelah dikurangi harga pembelian nominal USD 6,24 per saham akan dikenakan pajak atas pendpatan reguler Musk USD 23,5 miliar. Jumlah yang substansial tapi masih sangat kecil bagi orang terkaya di dunia Elon Musk.
Lantaran Forbes memperkirakan kekayaan bersih pemilik perusahaan kendaraan listrik ini mencapai USD 280 miliar.
Dari pendapatan tersebut maksimal tarif yang akan dikenakan untuk orang sekelas Musk hanya senilai 40,8 persen. Musk harus membayar tagihan pajak federal sekitar USD 10,7 miliar atau setara Rp 152,32 triliun dari pelaksaan opsi saham ini.
Masih Punya Waktu Lepas Saham
Orang yang berambisi menjelajahi Mars ini sejatinya masih memiliki waktu atas pelepasan saham hingga 2022.
Namun, apabila ia baru menggunakannya tahun depan, tagihan presentasi tagihan pajak melonjak 8 poin dengan catatan Kongres Demokrat dan Presiden AS Joe Biden mengesahkan regulasi Build Back Better. Walaupun kemungkinan RUU ini lolos sangat kecil.
Lantas ini pula yang menjadi alasan tindakan Musk mengatur strategi perdagangan sebelumnya. Jadi apabila musk menunggu hingga tahun depan maka otomatis tagihan pajak akan lebih tinggi.
Awal November, Musk telah melepas 5,4 juta saham tambahan. Total kepemilikan saham sebanyak 15,7 juta ternyata memberi tekanan pada harga saham Tesla.
Pada Selasa, 28 Desember 2021 rata-rata harga jual saham TSLA sebesar USD 1.091,73 atau susut 11 persen dari rekor tertingginya. Saham produsen mobil listrik ini melonjak 54 persen sepanjang 2021 dan sempat reli.
Advertisement
Diklaim sebagai Tagihan Pajak Terbesar di Dunia
Sebanyak 5,4 juta saham kepemilikannya kemungkinan besar adalah saham-saham yang ia pegang sejak penawaran umum perdana persuahaan pada 2010. Ini merupakan saham yang Musk peroleh sebagai imbalan atas investas yang tertanma di Tesla pada hari sebelum IPO.
Alih-alih dikenakan pajak pendapatan, hasil penjualan tersebut akan dikenakan pajak pada tingkat keuntungan modal jangka panjang yang lebih rendah sebesar 20 persen. Presentase itu berpotensi meningkatkan akumulasi pajaknya sebesar USD 1,2 miliar. Jadi total tagihan pajak federal pada 2021 sebesar USD 10,7 miliar.
Awal Desember, Musk menungkapkan dalam serangkaian cuitan dimana pajaknya sebesar USD 11 miliar akan menjadi tagihan pajak satu tahun terbesar yang pernah dibayarkan oleh individu mana pun.
Ini cukup berbeda dari tagihan pajak sebelumnya karena dia tidak menerima gaji tunai atau bonus dari Tesla. Bisa saja Musk memiliki sedikit atau tidak ada penghasilan kena pajak dalam beberapa tahun terakhir.
Investigasi oleh ProPublica menemukan Musk dan beberapa rekan miliardernya, termasuk pendiri Amazon (AMZN) Jeff Bezos dan mantan wali kota New York City Michael Bloomberg, tidak membayar pajak penghasilan pada 2018.
Pengungkapan itu mendorong beberapa Demokrat untuk menyerukan pajak kekayaan terhadap aset kepemilikan orang terkaya bangsa, bukan hanya pendapatan mereka.
Musk mulai menjual sebagian sahamnya pada November setelah dia melakukan jajak pendapat di Twitter. Musk menanyakan kepada jutaan pengikutnya apakah dia harus menjual 10 persen kepunyaan saham Tesla-nya demi meningkatkan penghasilan kena pajaknya. Hasil jajak pendapat mengharuskan Musk melepas saham-saham di perusahaan mobil listriknya.
Penjualan pada 2021
Pada Selasa, 28 Desember 2021, Elon Musk melepas saham termasuk saham tambahan yang sudah mencapai 9,2 persen sesuai janjinya saat jajak pendapat Twitter.
Namun, ini belum merampungkan janjinya kecuali jika dia menjual 1,3 juta saham tambahan yang dia miliki sekarang atau justru Musk memilih gagal.
Baru-baru ini dalam wawancara dengan seorang Youtuber, Musk mengatakan sudah cukup menjual banyak saham untuk mencapai 10 persen kepemilikannya. Nampaknya penjualan pada Selasa merupakan puncak alias menjadi pelepasan saham terakhirnya untuk tahun ini.
Di luar itu, penjualan pada 2021 membuat Musk memiliki lebih banyak saham secara langsung daripada yang dia lakukan di awal perdagangannya. Dengan 177,7 juta saham dipegang dengan kepercayaan atau dimiliki langsung, naik 4 persen dari 170,5 juta yang dia pegang pada awalnya.
Meskipun jumlah opsi telah menurun sebesar 22,9 juta, Musk masih menyimpan 59 juta opsi tambahan yang dapat dijalankan sebagai bagian dari paket pembayaran pada 2018. Musk dan tim memiliki harga pelaksanaan yang lebih tinggi tetapi masih terbilangkecil. Masing-masing senilai USD 70,01.
Opsi tersebut tidak akan kedaluwarsa hingga tahun 2028. Dengan demikian kemungkinan tidak akan dieksekusi atau dikenakan pajak untuk tahun-tahun mendatang.
Hal ini juga mengingat perkiraan penjualan dan keuntungan Tesla yang akan datang. Kisarannya antara 25,3 juta dan 33,8 juta opsi dari paket 2018 itu akan diberikan dalam beberapa bulan mendatang, lebih banyak daripada mengganti opsi yang dia lakukan pada 2021.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement