Liputan6.com, Jakarta - Malam pergantian tahun 2022 telah usai di seluruh penjuru dunia. Suka cita tetap dirayakan meski saat ini pandemi COVID-19 masih jadi ancaman.
Pada malam perayaan tahun baru, biasanya masyarakat menghabiskan malam di dalam rumah atau bahkan di luar.
Melihat pesta kembang api atau bahkan menonton film dan makan makanan bersama. Jika diperhatikan, kebiasaan masyarakat Barat atau bahkan juga ada sejumlah masyarakat Indonesia, yaitu berciuman di malam pergantian tahun.
Baca Juga
Advertisement
Lalu, darimana tradisi berciuman di malam pergantian tahun ini berasal?
Menurut Reader's Digest, jawabannya sebagian kembali ke zaman para hedonis gila-gilaan di Roma kuno.
Dikutip dari laman Mentalfloss, Minggu (2/1/2022) selama festival musim dingin Saturnalia di Roma, yang diperingati antara 17 Desember dan 23 Desember dan dimaksudkan untuk menghormati dewa pertanian Saturnus.
Pada zaman itu, para pengunjung pesta akan sangat mabuk dan melihat satu sama lain sangat tampan atau cantik. Lantaran tak sadarkan diri, mereka akhirnya berciuman.
Tetapi orang Romawi tidak menganggap ciuman sebagai bagian dari tradisi yang sebenarnya.
Itu dinilai sebagai budaya bangsa Viking yang kerao merayakan festival musim dingin yang disebut Hogmanay dengan saling mengucapkan selamat tahun baru dengan ciuman.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menyebat Cepat
Tradisi kemudian menyebar menjadi cerita rakyat dari budaya yang berbeda dan mungkin datang ke Amerika Serikat dengan kedatangan imigran Jerman pada 1800-an.
Orang Amerika dengan cepat mengadopsinya, dan ciuman itu segera terjadi di mana-mana seperti saling bersulang minuman.
Advertisement