Liputan6.com, Jakarta - Fasilitas perakitan iPhone Apple di India jadi sorotan usai keracunan makanan yang menyebabkan sekitar 150 orang dirawat di rumah sakit pada pertengahan Desember lalu.
Kejadian ini membuat para pekerja melakukan mogok kerja dan menutup pabrik itu pada 18 Desember 2021. Hal ini juga menyebabkan beberapa fakta miris dari tempat kerja itu terungkap ke publik.
Advertisement
Mengutip The Verge, Minggu (2/1/2022), fasilitas di India selatan ini dioperasikan oleh mitra lama Apple, Foxconn.
Investigasi Reuters menemukan, wanita yang di pabrik tersebut melakukan bekerja dalam kondisi yang sangat sulit. Mereka dipaksa tidur di lantai asrama yang penuh sesak dan berbagi toilet tanpa air mengalir.
Pabrik perakitan iPhone ini sendiri mempekerjakan sekitar 17 ribu dan terletak sekitar 40 kilometer di barat Chennai.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apple Lakukan Investigasi
Apple pun mengatakan usai munculnya sorotan tersebut, mereka mengirimkan auditor independen ke fasilitas tersebut.
Perusahaan Amerika Serikat (AS) itu mengakui menemukan "beberapa akomodasi asrama terpencil dan ruang makan yang digunakan untuk karyawan tidak memenuhi persyaratan."
"Dan kami bekerja sama dengan pemasok untuk memastikan serangkaian tindakan korektif yang komprehensif diterapkan dengan cepat," kata Apple kepada BBC News. Foxconn pun meminta maaf atas buruknya kondisi tersebut.
Mengutip New York Post, Apple juga tanpa batas waktu menempatkan pabrik tersebut "dalam masa percobaan" dan menyatakan tidak akan dibuka lagi sampai memenuhi "standar ketatnya."
Pemerintah negara bagian Tamil Nadu juga melaporkan, Foxconn setuju untuk meningkatkan fasilitasnya seperti ruang untuk hidup, kamar mandi, dan menyediakan air minum.
Advertisement
Pengakuan Pekerja
Sementara itu, para pekerja di sana juga mengakui adanya masalah kesehatan.
"Orang-orang yang tinggal di asrama selalu memiliki penyakit tertentu, alergi kulit, nyeri dada, keracunan makanan," kata seorang wanita 21 tahun yang keluar dari pabrik usai protes.
"Kami tidak mempermasalahkannya karena kami pikir itu akan diperbaiki. Tapi sekarang, itu mempengaruhi banyak orang," imbuhnya.
Selain itu, upah juga menjadi sorotan. Reuters melaporkan, wanita yang bekerja di pabrik tersebut tetap akan dibayar selagi Apple melakukan investigasi kondisi kerja.
Dilaporkan, mereka hanya digaji US$ 140 per bulan (sekitar Rp 1,9 juta) atau sekitar US$ 4,67 per hari (Rp 66.510). Namun mereka harus membayar kontraktor Foxconn untuk tempat tinggal dan makanan saat bekerja.
(Dio/Isk)
Infografis Keuntungan iPhone terhadap Apple
Advertisement