Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman kini terintegrasi dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Terhitung mulai September 2021, nama LBM Eijkman beralih menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.
Dan mulai 1 Januari 2022, kegiatan deteksi Covid-19 diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN. PRBM Eijkman melalui unggahan Twitter resminya pun pamit.
"Mulai tanggal 1 Januari 2022, kegiatan deteksi Covid-19 di PRBM Eijkman akan diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional," mengutip Twitter @eijkman_inst Sabtu 1 Januari 2022.
Baca Juga
Advertisement
Usai berpamitan, muncul kabar banyak ilmuwan LBM Eijkman kehilangan pekerjaan setelah terintegrasi ke dalam BRIN. Namun isu tersebut dibantah langsung oleh Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.
Handoko mengatakan, dengan terintegrasinya LBM Eijkman sebagai unit kerja resmi maka para periset dari instansi tersebut bisa diangkat menjadi peneliti dengan mendapatkan segala hak finansialnya.
Handoko menjelaskan, selama ini LBM Eijkman bukan lembaga resmi pemerintah dan berstatus unit proyek di Kemenristek.
"Kondisi inilah yang menyebabkan selama ini para PNS Periset di LBM Eijkman tidak dapat diangkat sebagai peneliti penuh, dan berstatus seperti tenaga administrasi," ungkap Handoko melalui pernyataan resmi yang diterima Liputan6.com, Minggu, 2 Januari 2022.
Berikut deretan fakta terkait LBM Eijkman yang resmi pamit dan kini tugasnya diambil alih BRIN dihimpun Liputan6.com:
1. Eijkman Pamit, Kegiatan Deteksi Covid-19 Diambil Alih BRIN
Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman melalui unggahan Twitter resminya menyampaikan bawa mulai 1 Januari 2022 kegiatan deteksi Covid-19 diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dengan pengumuman tersebut, PRBM Eijkman pun berpamitan karena sudah terintegrasi dengan BRIN.
"Mulai tanggal 1 Januari 2022, kegiatan deteksi Covid-19 di PRBM Eijkman akan diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional," mengutip Twitter @eijkman_inst Sabtu 1 Januari 2022.
Dalam ucapan selamat tinggal tersebut, pihak Eijkman juga mengucapkan selamat tahun baru 2022.
"Selamat Tahun Baru 2022. Salam sehat, WASCOVE. Bersama, kita pulih kembali. Kami Pamit." tutup Twitter @eijkman_inst.
Advertisement
2. LBM Eijkman Terintegrasi dalam BRIN
LBM Eijkman kini terintegrasi dalam BRIN. Sejak September 2021, nama LBM Eijkman beralih menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyampaikan bahwa terintegrasinya LBM Eijkman ke dalam BRIN akan memperkuat kompetensi periset biologi molekuler di Indonesia.
Perubahan status LBM Eijkman menjadi PRBM Eijkman ditandai dengan serah terima simbolis manajemen dari Kepala LBM Eijkman periode 2014 – 2021, Amin Soebandrio kepada Plt. PRBM Eijkman, Wien Kusharyoto.
"Masuknya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada BRIN yang menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman maka kompetensi para periset biologi molekuler akan semakin meningkat. Apalagi selama ini LBM Eijkman sudah memiliki budaya riset yang tinggi, maka budaya ini tentunya akan menjadi PR bagi Kepala Pusat yang baru," ujar Handoko mengutip brin.go.id, Sabtu 1 Januari 2022.
3. Untuk Meningkatkan Budaya Riset Indonesia
Handoko menambahkan, secara umum, budaya riset di Indonesia masih tergolong rendah, maka dengan integrasi ini budaya riset yang selama ini menjadi permasalahan akan meningkat. Apalagi hingga saat ini Riset tentang kesehatan hanya ada di Eijkman.
"Untuk itu kita berjuang melakukannya menjadi lebih baik. Dan para Periset di Eijkman diharapkan dapat merekrut para periset muda untuk memperkuat kompetensi yang ada," tambahnya.
Terkait fasilitas penelitian yang selama ini berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), nantinya akan dipusatkan di Gedung Genomik di Cibinong Science Center (CSC). Fasilitas penelitian yang ada selama ini merupakan milik Kementerian Kesehatan.
"Eijkman bisa memiliki peluang untuk semakin memperkuat kompetensinya dan ini hal yang paling krusial. Sebab, kompetensi periset ini akan menjaga eksistensi Eijkman," terang Handoko.
Advertisement
4. BRIN Bantah Banyak Peneliti LBM Eijkman Kehilangan Pekerjaan
Belakangan beredar isu, banyak ilmuwan LBM Eijkman kehilangan pekerjaan setelah terintegrasi ke dalam BRIN. Handoko menepis isu tersebut.
Handoko mengatakan, dengan terintegrasinya LBM Eijkman sebagai unit kerja resmi maka para periset dari instansi tersebut bisa diangkat menjadi peneliti dengan mendapatkan segala hak finansialnya.
Handoko pun menjelaskan, selama ini LBM Eijkman bukan lembaga resmi pemerintah dan berstatus unit proyek di Kemenristek.
"Kondisi inilah yang menyebabkan selama ini para PNS Periset di LBM Eijkman tidak dapat diangkat sebagai peneliti penuh, dan berstatus seperti tenaga administrasi," ungkap Handoko melalui pernyataan resmi yang diterima Liputan6.com, Minggu, 2 Januari 2022.
Di sisi lain lanjut Handoko, ternyata LBM Eijkman banyak merekrut tenaga honorer yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku.
"Untuk itu BRIN telah memberikan beberapa opsi sesuai status masing-masing," terang dia.
5. BRIN Beri Lima Opsi Perekrutan untuk Periset LBM Eijkman
Diketahui, lima entitas lembaga penelitian resmi berintegrasi dengan BRIN sejak 1 September 2021. Kelima entitas tersebut yakni BATAN, LAPAN, LIPI, BPPT, dan Kemenristek/BRIN serta termasuk di dalamnya Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.
Hal tersebut sesuai pasal 58 Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyatakan bahwa seluruh lembaga penelitian harus diintegrasikan ke dalam BRIN.
Ada lima opsi yang menurut Handoko telah disampaikan melalui forum-forum resmi yang dihadiri periset Eijkman.
Kelima opsi tersebut yakni:
- Opsi pertama, PNS Periset dilanjutkan menjadi PNS BRIN sekaligus diangkat sebagai Peneliti.
- Opsi kedua, honorer Periset usia diatas 40 tahun dan S3, dapat mengikuti penerimaan ASN jalur PPPK 2021.
- Opsi ketiga, honorer Periset usia kurang dari 40 tahun dan S3 dapat mengikuti penerimaan ASN jalur PNS 2021.
- Opsi keempat, honorer Periset non S3 dapat melanjutkan studi dengan skema by-research dan research assistantship (RA), sebagian ada yang melanjutkan sebagai operator lab di Cibinong, bagi yang tidak tertarik lanjut studi.
- Opsi kelima, honorer non Periset diambil alih RSCM sekaligus mengikuti rencana pengalihan gedung LBM Eijkman ke RSCM sesuai permintaan Kemenkes yang memang memiliki aset tersebut sejak awal.
"Sehingga benar bahwa ada proses pemberhentian sebagai pegawai LBM Eijkman, tetapi sebagian besar dialihkan/disesuaikan dengan berbagai skema di atas agar sesuai dengan regulasi sebagai lembaga pemerintah," tegas Handoko.
Advertisement
6. Tegaskan Budaya Riset Tak Boleh Berhenti
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Yan Rianto mengatakan, proses pemindahan infrastruktur Eijkman akan mulai semester pertama tahun 2022.
Selain itu, BRIN akan membangun infrastruktur riset kesehatan seperti animal BSL-3 di Cibinong dan fasilitas uji klinis vaksin.
"Gedung Genomik memang khusus untuk periset dan hanya bisa diakses oleh para periset yang berkepentingan saja sesuai dengan jadwal yang ditentukan,: ujar Yan Rianto.
Kepala LBM Eijkman periode 2014-2021 Amin Soebandrio mengatakan, dengan adanya perubahan ini maka akan ada berbagai penyesuaian yang berpengaruh pada sistem di Eijkman. Namun demikian, tugas sebagai peneliti tidak boleh berhenti.
"Di manapun kita berada akan tetap dapat melaksanakan penelitian. Tetap bersemangat dan penelitian itu tidak akan pernah berhenti dimanapun berada. Perlu terus menjaga integritas dan profesionalitas, agar budaya riset terus berkembang," kata Amin.