BIN Gelar Vaksinasi Covid-19, Jangkau Pelosok hingga Bujuk para Lansia

BIN melaksanakan vaksinasi di kalangan masyarakat dengan cara jemput bola yaitu vaksinasi door to door. Utamanya para Lansia.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 03 Jan 2022, 14:41 WIB
Kepala BIN Budi Gunawan saat memantau kegiatan vaksinasi doot to door yang digelar di sejumlah daerah. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN) terus menggelar akselerasi vaksinasi Covid-19 yang diadakan serentak di 14 provinsi hingga menjangkau ke daerah-daerah pelosok. Kepala BIN Budi Gunawan mengatakan, kegiatan ini sesuai dengan program percepatan vaksinasi pemerintah, terlebih dengan masuknya virus Corona jenis baru varian Omicron ke Indonesia.

"Sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi, BIN melaksanakan vaksinasi di kalangan masyarakat dengan cara jemput bola yaitu vaksinasi door to door. Utamanya para Lansia. Kami juga menggencarkan vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun dan pelajar dari sekolah ke sekolah," tutur Budi dalam keterangannya, Senin (3/1/2022).

Menurut Budi, ke-14 provinsi yang menggelar vaksinasi Covid-19 meliputi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Tengah (Kalteng), Bali, Sulawesi Barat (Sulbar), Bengkulu, Jawa Timur (Jatim), Banten, dan Kalimantan Selatan (Kalsel), Kepulauan Riau (Kepri), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Utara (Sulut), Gorontalo, Lampung, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala Binda NTT, Adrianus Suryo Agung Nugroho menyampaikan, pihaknya menggelar vaksinasi di 10 kabupaten dan kota. Kegiatan itu digelar selama empat hari yaitu pada 27 Desember hingga 31 Desember 2021.

"Kegiatan vaksin ini sebagai bentuk dukungan dari BIN dalam membantu pemerintah mengejar target vaksinasi secara nasional. Untuk membentuk kekebalan tubuh dari pelajar dan masyarakat umum di era pandemi Covid-19 ini," ucap Adrianus.

Dalam pelaksanaannya, ada sejumlah hambatan antara lain lokasi vaksinasi yang berada di daerah pelosok hingga para lansia yang enggan untuk disuntik vaksin. Kabinda Kalteng, Sinyo menyebut bahwa beberapa lansia perlu dibujuk rayu agar mau divaksinasi.

"Vaksinasi terhadap lansia ini memang membutuhkan upaya lebih, karena sebagian harus didatangi berulang kali ke rumah," kata Sinyo.

Sinyo menyebut, sejumlah lansia bahkan batal divaksin lantaran tidak lolos pemeriksaan kesehatan. Meski begitu, dia memastikan program vaksinasi tetap gencar dilaksanakan di masyarakat.

"Banyak yang gagal divaksin karena saat skrining awal tidak memenuhi syarat untuk divaksin. Rata-rata karena tensi yang tinggi," ujarnya.

 


Tetap Dijalankan Meski Capai Target

Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga saat vaksinasi di Kantor Kelurahan Ancol, Jakarta, Kamis (17/6/2021). LMK Kelurahan Ancol menargetkan vaksinasi COVID-19 dapat diterima oleh 400 orang per hari. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, Kabinda Banten Cahyono Cahya Angkasa menambahkan, kegiatan vaksinasi Covid-19 akan terus dijalankan walaupun Banten telah mencapai target vaksinasi.

"Meski sudah mencapai target tetapi Binda Banten akan tetap melakukan vaksinasi massal bagi masyarakat, pelajar, santri dan lansia dengan menyiapkan kembali sebanyak 15 ribu dosis," terang Cahyono.

Menurut Cahyono, sejauh ini masih ada masyarakat yang belum terdata vaksin. Dia pun mengimbau agar warga tidak begitu saja percaya dengan pemberitaan bohong atau hoaks terkait vaksinasi Covid-19.

"Harapan kami agar semua masyarakat Indonesia khususnya Banten dapat menerima vaksin Covid-19. Sehingga kita dapat mengakhiri pandemi jadi endemi. Jangan percaya dengan berita hoaks yang beredar di sosial media, karena vaksin sudah teruji aman dan halal," Cahyono menandaskan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya