Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi belanja negara sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 2.786,8 triliun. Angka ini telah melebihi yang dianggarkan dalam APBN Pp 2.750 triliun.
"Belanja negara masih kuat, realisasinya 101,3 persen atau lebih tinggi Rp 36,7 triliun dari APBN 2021," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (3/1/2022).
Advertisement
Bendahara negara ini mengatakan realisasi belanja negara tahun 2021 tumbuh 7,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 2.595 triliun. Realisasi tahun 2020 tersebut mengalami pertumbuhan 12,4 persen dari belanja negara di tahun 2019.
"Jadi belanja kita terus tumbuh," kata dia.
Semakin tingginya belanja negara ini pun harus diimbangi dengan target pendapatan. Sehingga defisit APBN tidak terus merangkak naik dan masih bisa dikejar.
"Kalau pendapatan negara tidak bisa mengejar, ini bisa defisitnya naik," kata dia.
Dari sisi pengeluaran, belanja pemerintah pusat pada tahun 2021 mencapai Rp 2001 triliun. Lebih tinggi dari yang dianggarkan dalam APBN yakni Rp 1.954,5 triliun atau 102,4 persen.
Berdasarkan data tersebut, belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan 9,2 persen dari tahun lalu. Namun belanja tahun 2020 tumbuhnya lebih besar 22,5 persen terhadap belanja tahun 2019.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penyebab
Lonjakan belanja pemerintah pusat tersebut karena belanja kementerian/lembaga (KL) yang mencapai Rp 1.189,1 triliun. Angka ini 15,2 persen dari yang dianggarkan APBN 2021 yakni Rp 1.032 triliun.
"Belanja KL dibandingkan tahun lalu tumbuh di atas 20 persen," kata dia.
Sementara itu belanja non-KL realisasinya Rp 812 triliun atau hanya 88 persen. Lebih rendah dari yang dianggarkan pada APBN 2021 sebesar Rp 922 triliun. Namun dibandingkan tahun 2020, realisasi belanja non KL tetap tumbuh 5 persen.
"Tapi Rp 812 triliun ini tumbuh 5 persen dibandingkan tahun lalu yang realisasinya Rp 773,3 triliun," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement