Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Sanggau adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Kalimantan Barat. Lokasinya tidak jauh dari Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat. Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah yang terletak di tengah-tengah dan berada di bagian utara provinsi Kalimantan Barat dengan luas daerah 12.857,70 km persegi dengan kepadatan 29 jiwa per km persegi.
Kabupaten Sanggau terdiri dari 15 kecamatan, enam kelurahan, dan 163 desa. Pada 2017, jumlah penduduknya mencapai 482.500 jiwa. Kabupaten ini merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit dan rawa-rawa yang dialiri oleh beberapa sungai seperti Sungai Kapuas (sungai terpanjang di Kalimantan dan Indonesia) dan Sungai Sekayam.
Adapun jenis tanah yang terdapat di Sanggau adalah jenis podsolik yang hampir merata di seluruh kecamatan. Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Sanggau. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Sanggau yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Baca Juga
Advertisement
1. Sejarah Nama Sanggau
Sebelum berubah menjadi kabupaten, di wilayah Sanggau berdiri suatu kerajaan Melayu yang sudah ada sejak abad ke-4 Masehi. Penyebutan “Sanggau” berasal dari nama tanaman yang tumbuh di tepi sungai daerah tempat berdirinya kerajaan itu, yakni Sungai Sekayam.
Dalam buku Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat karya J.U. Lontaan disebutkan bahwa Sungai Sekayam merupakan tempat merapatnya rombongan yang dipimpin Dara Nante, seorang perempuan ningrat dari Kerajaan Sukadana, Ketapang, saat mencari suaminya yang bernama Babai Cinga. Namun, ada juga pendapat yang meyakini bahwa nama “Sanggau” diambil dari nama Suku Dayak Sanggau, sebuah klan Suku Dayak yang menjadi suku asal Baba Cinga.
2. Desa di Perbatasan
Dusun Gun Tembawang yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia merupakan dusun paling ujung di Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Perjalanan ke dusun itu membutuhkan waktu minimal tiga jam dan sangat bergantung kepada cuaca. Akses jalannya pun sangat minim. Untuk menuju dusun yang berlokasi di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau itu harus melalui perjalanan yang cukup panjang.
Dari Desa Palapasanga, kita berjibaku dengan jalan tanah selebar kurang lebih dua meter yang berliku, menanjak, dan menurun serta kondisi jalan yang kadang berlumpur akibat hujan. Setelah itu, kita harus melewati 20 jembatan kayu yang lebarnya hanya sekitar 30 cm dan kemudian barulah sampai di Dusun Gun Tembawang.
Dusun tersebut jaraknya hanya enam kilometer dari Desa Sepit, Malaysia, atau kurang lebih empat jam perjalanan dengan kondisi jalan basah karena hujan. Jalan tersebut awalnya dibuka oleh TNI-AD dan dipergunakan untuk patroli ke perbatasan Indonesia-Malaysia. Dusun ini berbatasan langsung dengan Desa Sepit, Sarawak, Malaysia. Hubungan mereka sangat dekat dan seperti keluarga dalam arti sebenarnya, karena banyak terjadi pernikahan antara warga kedua dusun atau desa tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Gedung Perpustakaan
Gedung Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Sanggau yang megah terletak di Jalan Sutan Syahrir, Kelurahan Beringin, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Tempat ini juga sering disebut sebagai Perpustakaan Bumi Daranante. Luas tanahnya mencapai 3.330 meter persegi dan luas bangunan 1.600 meter persegi.
Gedung lama perpustakaan tersebut sudah dibongkar dan dibuatkan bangunan baru yang rampung pada 2019 lalu. Pada Agustus 2020, jumlah total buku di Perpustakaan ini 32.804 eksemplar dengan 13.869 judul. Ada digital 516 eksemplar dengan 258 judul. Ada karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu peng murni, teknologi, seni/olah raga dan sejarah, serta beberapa unit komputer.
4. Rumah Kuta
Rumah Kuta merupakan bangunan Istana Kerajaan Sanggau pada zaman dahulu, yang berada di Jalan Pangeran Mas, Kelurahan Ilir, Kota Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Rumah ini dibangun oleh Sultan Zainudin dari Dinasti Surya Negara pada masa perpindahan pusat Ibu kota Kerajaan dari Mengkiang ke Kampong Kantu'.
Saat ini, Rumah Kuta dijadikan sebagai pusat Kebudayaan Melayu Sanggau dan kediaman resmi Sri Paduka Yang Mulia Raja Sanggau Surya Negara. Bangunan yang sudah berumur 400 tahun lebih ini sudah direnovasi, namun tidak mengurangi bentuk asli dari bangunan lamanya. Di rumah ini ada sebuah ruangan yang sangat luas dengan singasana bernuansa emas.
Ruangan ini digunakan sebagai ruang musyawarah dan pemberian titah.Rumah Kuta merupakan salah satu dari ikon Kabupaten Sanggau. Istana ini juga terbuka untuk umum, sehingga menjadi salah satu destinasi wisata yang digemari banyak wisatawan.
Advertisement
5. Wisata Sanggau
Tentunya bukan hanya Rumah Kura, destinasu wisata menarik di Sanggau, Ada banyak destinasi wisata menarik di sana. Salah satunya adalah Sipatn Lotup. Objek wisata sumber air panas ini terletak di kampung Peruntan, Desa Sape, Kecamatan Jangkang. Sumber air panas ini oleh penduduk setempat dinamakan Sipatn Lotup yang artinya air mendidih.
Keunikan lain dari sumber air panas ini, berasal dari mata air yang di panaskan oleh panas bumi (geothermal) dengan temperatur 52-55 derajat Celsius. Ada juga air terjun Riam Odong yang terletak di Dusun Engkolai, Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau. Para pengunjung bisa menikmati keindahan wisata alam Riam Odong tanpa dipungut biaya alias gratis.
Ada pula Gunung Tiong Kandang yang merupakan objek wisata alam sekaligus kawasan hutan lindung yang terjaga dengan baik oleh masyarakat setempat. Lalu ada Jembatan Tayan atau Jembatan Kapuas Tayan yang melintang di Sungai Kapuas dan melewati Pulau Tayan di Kecamatan Tayan Hilir. Objek Wisata ini termasuk baru dan ramai dikunjungi karena keindahan rancangan dan desainnya yang didominasi warna merah dan putih.
6. Kuliner khas Sanggau
Ada banyak kuliner khas Sanggau. Salah satunya Sungkui yang menjadi identitas utama Sanggau dan pembuatannya menggunakan bahan dasar beras yang dibungkus dengan daun dan dimasak secara khas. Sungkui biasanya disajikan dengan Opor ayam dan sambal nenas.
Lemang/Ajan merupakan kuliner tradisional yang terbuat dari beras ketan dimasak dalam seruas bambu. Lemang pada dasarnya merupakan makanan khas Melayu namun lambat lain diserap oleh masyarakat lainnya. Makanan ini biasanya disajikan saat Hari Raya Idul Fitri dan pesta Gawai (Panen Padi).
Lalu ada Pansuh atau Ponsouh yang biasanya terbuat dari daging ayam atau ikan yang dimasak di dalam seruas bambu. Ada yang namanya sangat menggelitik, yaitu Jorok yang berisi sayur-sayuran yang difermentasi sehingga menghasilkan cita rasa keasaman.
Umumnya, sayuran yang difermentasi yaitu daun ubi dan sawi. Kuliner khas lainnya adalah Tuak, Tempoyak, Rusip, Lempok Durian, Keturi Piring, Ikan Salai, Pekasam dan masih banyak lagi.
Tips Libur Panjang Bebas Covid-19
Advertisement