Bank Muamalat Yakin Bisnis Haji dan Umrah Menguntungkan sampai Kiamat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) optimistis akan proyeksi bisnis haji dan umrah ke depan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Jan 2022, 14:30 WIB
Jemaah tiba di Masjidil Haram pada awal musim haji di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (17/7/2021). Jemaah haji melakukan tawaf dengan tetap menjaga jarak demi mengantisipasi penyebaran COVID-19. (FAYEZ NURELDINE/AFP)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) optimistis akan proyeksi bisnis haji dan umrah ke depan. Keyakinan itu dipancarkan setelah mayoritas kepemilikan saham perseroan diakuisisi oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad Kusna Permana mengatakan, masuknya BPKH memberikan opportunity profit dan benefit kepada pihaknya. Dia pun menilai langkah BPKH menguasai kepemilikan saham pihaknya sebagai langkah tepat untuk pengelolaan keuangan haji dan umrah

"Katakanlah BPKH memang cepat atau lambat menurut saya seperti tabungan haji di Malaysia yang punya jaringan, Bank Muamalat adalah yang tepat. Kalau bank selain Bank Muamalat ada, tapi mungkin mereka tidak dijual juga pada saat itu, ataupun kalau dijual sangat mahal," ujarnya dalam sesi teleconference di Menara Bidakara 1, Jakarta, Selasa (4/1/2022).

Ke depan, Achmad ingin kehadiran Bank Muamalat bisa meningkatkan layanan haji. Oleh karenanya, sinergi pertama yang akan dilakukan yakni memastikan perseroan berada di tengah-tengah ekosistem haji dan umrah nasional.

"Kita harus pastikan seharusnya Bank Muamalat paling depan. Dengan ekonomi global seperti sekarang ini seperti apa dampaknya, kita yakin bahwa hanya bisnis haji dan umrah lah yang akan langgeng sampai hari kiamat, enggak ada yang lain," serunya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ibarat Cabang Olahraga

Bank Muamalat

Sebelum BPKH masuk, Achmad menceritakan, dia sudah berbicara dengan rekan-rekan kerjanya di Bank Muamalat bahwa perseroan cukup bermain pada economic system, tidak harus bernafsu mengambil semua lini bisnis yang tersedia.

Dia lantas mengibaratkan posisi Indonesia dalam dunia olahraga, yang menurutnya sangat kuat di cabang pencak silat dan bulutangkis sejak lampau.

"Enggak usah lah kita main bola, nanti kecewa. Kemarin kan sudah kalah 0-4 (lawan Thailand di Piala AFF 2020). Mau main voli kalah tinggi, mau berenang enggak bisa juga. Sudah Bank Muamalat tidak perlu main semua cabang, tidak usah berenang, tidak usah voli," tututnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya