Liputan6.com, Washington, DC - Kepala Penasihat Medis di Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, mengimbau agar tidak fokus pada jumlah kasus varian Omicron, tetapi fokus kepada angka pasien yang masuk rumah sakit atau rawat inap.
Hal itu ia ucapkan ketika merespons pertanyaan apakah melaporkan angka kasus positif COVID-19 menjadi distraksi, padahal angka perawatan rumah sakit adalah informasi yang lebih baik.
Baca Juga
Advertisement
"Ini terutama relevan kalau anda memiliki infeksi yang lebih, lebih, tidak bergejala dan bergejala ringan, terutama orang-orang yang divaksinasi dan mendapat booster," ujar Dr. Anthony Fauci seperti dikutip The Guardian, Selasa (4/1/2022).
Meski demikian, Dr. Fauci masih khawatir bahwa angka perawatan RS di negaranya naik, walau varian Omicron lebih ringan berdasarkan pengamatan awal.
"Kita tidak boleh lengah karena laporan-laporan ini. Kita masih akan mendapatkan lebih banyak hospitalisasi yang banyak," jelasnya kepada CNN.
Ia pun menyorot orang-orang di AS yang masih ogah divaksinasi. Meski ia mengakui orang-orang tersebut mungkin hanya akan terinfeksi gejala ringan, sejumlah orang akan terkena penyakit parah.
Saat ini, baru 62 persen warga AS yang divaksinasi secara lengkap, dan angka yang mendapatkan booster masih lebih sedikit.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kurangi Masa Karantina
CDC saat ini telah mengurangi masa karantina menjadi lima hari saja, sementara sebelumnya 10 hari.
Pertimbangan ini diambil karena kasus-kasus yang ringan. Dr. Fauci berkata jangan sampai pekerjaan mereka terganggu akibat karantina mandiri.
Sebelumnya, muncul kasus maskapai-maskapai AS yang membatalkan penerbangan akibat kekurangan staf. Penyebabnya adalah staf-staf yang harus karantina akibat menjadi kontak dekat kasus COVID-19.
Dr. Fauci berkata risiko untuk orang bergejala ringan tersebut adalah rendah, sebab usai lima hari tingkat penularan menurun.
Advertisement