Liputan6.com, Beijing - Mata uang digital Yuan (e-CNY) dari China dilaporkan semakin populer. Sekitar 1,5 juta merchant kini telah mendukung transaksi dompet yuan digital.
Berdasarkan laporan media pemerintah China, Xinhua, Selasa (4/1/2022), sejak meluncur pada 2019 penerapan yuan digital telah melebar ke pembayaran tagihan di restoran, hingga transaksi pasar berjangka (futures market).
Baca Juga
Advertisement
Hingga 22 Oktober 2021, data bank sentral China menyebut ada 140 dompet personal digital yuan yang telah dibuka. Volume transaksi nyaris 62 miliar yuan (Rp 139,5 triliun).
Merchant yang mendukung yuan digital berasal dari berbagai bisnis, seperti katering, belanja, dan trasportasi. Pelayanan pemerintah juga mendukung penerapan yuan digital.
Lokasi pemakaian yuan digital masih terbatas, seperti di Beijing, Shanghai, dan Shenzhen. Rencananya, yuan digital akan siap digunakan pada pagelaran Olimpiade Beijing 2022.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya Sejak 2014
Pengembangan yuan digital ini telah dilakukan bank sentral China sejak 2014. Saat itu, pihak bank mulai mempelajari studi-studi yang relevan.
Pada 2017, bank sentral mengambil langkah maju dengan menggandeng bank-bank komersil dan perusahaan-perusahaan internet.
Kepala institut penelitian mata uang digital di bank sentral China, Mu Changchun, berkata konstruksi masih dalam progres, meski program trial ini berjalan mulus.
Hal-hal yang menjadi fokus di China adalah keamanan dan stabilitas sistem, serta produk hukum dan pengawasan terkait.
(1 yuan: Rp 2.250)
Advertisement