Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berkomitmen mendorong PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pasca menjadi pemegang saham pengendali.
Namun, Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kapan Bank Muamalat akan mencatatkan saham perdana dengan melakukan Initial Public Offering (IPO).
"Rencana (IPO) sih ada, tapi terlalu dini untuk dikatakan sekarang," kata Anggito dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/1/2022).
Secara aturan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebetulnya sudah mewajibkan semua perusahaan terbuka (Tbk) melantai di pasar modal. Pihak otoritas mencatat, ada enam perusahaan Tbk yang belum mencatat sahamnya di pasar bursa, salah satunya Bank Muamalat Indonesia.
Oleh karenanya, BPKH bersungguh-sungguh membawa Bank Muamalat melantai di BEI setelah jadi pemegang saham pengendali sebesar 78,45 persen.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Suntik Rp 3 T
Komitmen BPKH juga diperkuat dengan rencana suntikan modal Rp 3 triliun dari rights issue dan pembelian instrumen subordinasi. Sehingga total pemilikan saham BPKH nantinya akan menguat jadi 82,7 persen.
"Jadi nanti pasca pencatatan rights issue, BPKH akan memiliki pemilikan saha 82,7 persen," ujar Anggito.
"Setelah seluruh rangkaian corporate action tersebut selesai, maka rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Muamalat diperkirakan sekitar 30 persen," tandasnya.
Advertisement