Liputan6.com, Jakarta - Ratusan pengendara ojek online (ojol) menggelar unjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (5/1/2022). Perwakilan aksi massa ojol Danny Stephanus menegaskan, demonstrasi hari ini adalah buntut dari ketidakjelasan aturan yang disuarakan pengendara ojol sejak 2018.
"Kami kepastian status ojek online sejak 2018, karena profesi kami sama dengan profesi lainnya. Punya hak, harus diakui, kalau nggak ada payung hukum, akhirnya jadi kami seperti anak haram," kata Danny di tengah aksi, Patung Kuda Jakarta Pusat.
Baca Juga
Advertisement
Danny merasa, tenaga dan hasil jerih payah pengemudi ojol terus dikeruk pengusaha. Hak yang seharusnya mereka terima semakin dirampas dengan kebijakan sepihak.
"Tenaga kami keluar tapi hasilnya diambil pengusaha, karena payung hukum. Kita butuh payung hukum itu yang isinya ada penyesuaian tarif, ada status. Kalau nggak ada payung hukum status kita nggak jelas begini," keluh Danny.
Danny menuntut payung hukum dapat dikeluarkan hari ini juga. Dia mengancam, tidak akan meninggalkan lokasi demo, jika suaranya tidak didengar.
"Keluarkan payung hukumnya, kalau tidak menterinya diganti saja," tandas Danny.
Massa Ojek Online Demo di Patung Kuda MH Thamrin, Polisi Siap Skenario Pengamanan
Sebelumnya, massa ojek online akan berdemonstrasi di Pantung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat hari ini, Rabu (5/1/2022). Polisi lalu lintas pun mempersiapkan skenario pengamanan.
Kasat Lantas Wilayah Jakarta Pusat, Kompol Purwanta menerangkan, surat pemberitahuan adanya aksi unjuk rasa telah diterima oleh pihak kepolisian. Rencananya, dihadiri 850 peserta dari pelbagai komunitas ojek online.
"Peserta yang terdaftar 850 orang. Itu dari ojek online (ojol) kan hanya satu aliansi, cuma ada grup-grupnya," kata dia saat dihubungi, Rabu (5/1/2022).
Purwanta menerangkan, unjuk rasa dijadwalkan mulai pukul 08.00 WIB bertempat di Patung Kuda Wiwaha, Jakarta Pusat. Namun sampai saat ini, massa belum terlihat.
Purwanta mengatakan telah menyiapkan skenario pengalihan arus lalu lintas. Namun, sifatnya situasional tergantung jumlah massa yang hadir.
"Nanti kami lihat, kan ada 96 personel lantas yang berjaga juga. Kalau memang banyak ya kita tutup. Kalau tidak ya biasa biasa saja," tandas dia.
Advertisement