Liputan6.com, Jakarta - Mungkin Anda masih ingat momen menegangkan saat gelandang Denmark, Christian Eriksen kolaps di laga Euro 2020/2021 lalu. Dalam pertandingan Denmark versus Finlandia ia mengalami henti jantung (cardiac arrest).
Saat itu laga masih berlangsung namun Christian Eriksen jalan terhuyung-huyung ke arah pinggir lapangan. Belum sampai garis batas pinggir, tubuhnya ambruk.
Advertisement
Dari arah berseberangan tim medis berlari untuk memberi bantuan kepada pria kelahiran 14 Februari 1992 itu. Tim medis memberikan penanganan CPR dengan cepat, nyawa Christian Eriksen pun terselamatkan. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan henti jantung yang lebih baik.
Tujuh bulan berselang dari kejadian tegang itu, Christian Eriksen berbicara di depan publik. Dalam wawancara itu ia mengungkapkan bahwa sempat mengalami "meninggal selama lima menit".
Sebelum mengatakan hal itu, ia mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang memberikan perhatian padanya.
"Sungguh luar biasa, banyak orang menulis pesan dan bunga sebagai bentuk dukungan kepada saya," kata Eriksen dalam wawancara eksklusif dengan broadcaster DR mengutip Mirror pada Rabu (5/1/2021).
Dia tidak menyangka kejadian tegang yang ia alami saat itu jadi sorotan publik. Selain berterima kasih Eriksen juga mengungkapkan rasa bahagia atas perhatian yang publik berikan padanya.
"Saat saya masih di rumah sakit, keluarga mengatakan bahwa kiriman bunga untuk saya terus berdatangan."
"Itu hal mengerikan, saya tidak menyangka orang-orang akan mengirimi bunga karena saya sempat meninggal lima menit."
Terima Kasih Tim Dokter
Dalam wawancara itu Christian Eriksen juga berterima kasih kepada tim dokter, tim sepak bolanya serta keluarga yang terus mendukung.
Untuk penggemar yang sudah mengirimkan ribuan surat dan email serta memberi dukungan langsung baik saat ia berada di Italia dan Denmark, ia benar-benar ucapkan terima kasih.
"Saya berterima kasih kepada semua yang membantu saya melewati ini semua," katanya.
Saat ini kondisinya bugar meski harus dibantu dengan alat pacu jantung (defribillator). Alat pacu jantung yang saat ini tertanam di tubuhnya memaksanya meninggalkan Inter Milan dan mencari klub baru.
Advertisement