Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menaikkan harga Liquid Petroleum Gas (LPG) nonsubsidi di akhir 2021. Sejumlah pedagang mengaku terpengaruh biaya operasional dengan harga baru yang ditetapkan di pasaran.
Salah satunya, pedagang kedai kopi di Kota Bandung yang merasa terpengaruh dengan adanya peningkatan harga LPG ini. Ia menyebut uang belanja meningkat sekitar 10 persen dengan adanya kenaikan harga LPG Nonsubsidi 5,5kg dan 12kg.
Pengelola kedai kopi Spesies Coffee Pusat, Masao mengaku cukup terpengaruhi oleh kenaikan LPG nonsubsidi. Ditambah lagi, kata dia, hal ini bertepatan dengan melambungnya harga sejumlah bahan baku.
“Berpengaruh, uang belanja nambah, belum lagi bahan baku yang kemarin-kemarin harganya sempat to the moon,” katanya saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (5/1/2022).
“Uang belanja jadi nambah 10 persen,” imbuhnya.
Sebelumnya, sejumlah agen LPG diketahui telah menaikkan harga dari LPG yang dijualnya. Sukirman dari Agen LPG PT Nittanindo di Jakarta Barat menyebut kenaikan sebesar Rp 21.000 untuk tabung 12kg dan kenaikan Rp 11.000 terjadi untuk tabung 5,5 kg menjadi Rp 76.000.
Sementara itu, Masao mengaku ia membeli dari warung pengecer dengan harga yang lebih tinggi dari yang ditetapkan agen. Meski begitu, selisih harganya berkisar Rp5-10 Ribu.
“Untuk LPG sendiri harganya jadi 80-85 ribu,” kata pengelola kedai di Cibiru, Kota Bandung itu.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Beralih ke LPG Subsidi
Lebih lanjut, Masao menyampaikan, pihaknya akan mulai beralih ke tabung lpg 3 kg bersubsidi. Alasannya kembali kepada harga dari LPG nonsubsidi yang meningkat.
“Rencananya mau balik lagi pakai yang subsidi, saat ini masih gampang masih banyak yang jual,” katanya.
Namun, ia tak menampik, jika beralih ke subsidi, kekhawatiran akan menipisnya stok akan terjadi suatu saat. Sehingga, kata dia, harga tabung lpg subsidi 3kg akan ikut naik.
“Khawatir, kalau murah tapi susah dapatnya pasti harganya juga tetap aja agak mahal,” kata dia.
Hal yang sama dirasakan Tati, pemilik warung kopi di Jalan Malabar, Kota Bogor. Saat ini ia menggunakan LPG 3kg bersubsidi. Ia mengaku baru mengetahui beberapa hari lalu terkait kenaikan harga LPG Nonsubsidi.
Ia pun mengaku khawatir jika banyak yang beralih ke LPG subsidi imbas dari kenaikan itu. “Ya, mudah-mudahan aja enggak (ikut naik atau langka),” katanya.
Advertisement