Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan menyediakan 1,2 miliar liter minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter bagi masyarakat. Minyak goreng bersubsidi ini akan dijual di seluruh Indonesia selama 6 bulan ke depan.
Anggaran sebesar Rp 3,6 triliun sudah disiapkan pemerintah sebagai bentuk subsidi minyak goreng tersebut.
Advertisement
Ekonom Core Indonesia, Dwi Andreas meminta pemerintah selektif saat menjual minyak goreng bersubsidi. Penjualan sebaiknya difokuskan ke masyarakat kelas bawah.
Sebab kenaikan harga minyak goreng dinilai tidak akan mengganggu jumlah konsumsi bagi masyarakat kelas menengah atas.
"Kenaikan harga minyak goreng buat masyarakat menengah atas ini tidak masalah sama sekali," kata Andreas saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Sebaliknya kenaikan harga minyak goreng membuat masyarakat kelas bawah menjerit. Selain konsumsi masyarakat, para pedagang kecil dan pelaku UMKM juga membutuhkan minyak goreng sebagai bahan baku usahanya.
"Minyak goreng bersubsidi ini seharusnya diberikan kepada masyarakat terdampak atau dari sisi ekonomi yang tidak mampu," kata dia.
Pemberian subsidi tersebut kata Andreas harus disesuaikan dengan konsumsi masyarakat. Agar kebijakan tersebut tidak menimbulkan gejolak dan bisa terjangkau kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Sebagai informasi, dalam rangka penyediaan minyak goreng bersubsidi, pemerintah akan melibatkan 70 industri minyak goreng dan 225 perusahaan pengemas (packer).
Adapun volume yang disiapkan pemerintah sebanyak 1,2 miliar liter. Selisih harga jual minyak goreng tersebut akan disubsidi pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp 3,6 triliun.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gandeng 70 Industri
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, akan melibatkan 70 industri minyak goreng sebagai upaya mendukung program penyediaan minyak goreng terjangkau bagi masyarakat, yang akan berlangsung selama 6 bulan.
“Kita akan mencoba melibatkan setidaknya 70 daripada industri minyak goreng, dan 225 packer. Tetapi, untuk tahap pertama kita akan meminta 5 (industri) dulu yang yang besar untuk segera mengalokasikan untuk minyak goreng kemasan sederhana supaya bisa jalan,” kata Mendag dalam konferensi pers, Kebijakan Pemerintah terkait Harga Minyak Goreng, Rabu (5/1/2022).
Dalam tahap pertama tersebut, Mendag menargetkan 5 industri minyak goreng bisa mulai memproduksi minyak goreng dalam kemasan sederhana agar bisa segera didistribusikan kepada masyarakat.
“Kita rencananya akan menunjuk dulu 5 industri yang sudah siap dengan kemasannya, kita akan mulai mudah-mudahan produksi akan segera berlangsung tidak akan lebih lama dari pada awal minggu depan. Mudah-mudahan akhir minggu ini sudah mulai,” ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah bersama dengan produsen minyak goreng serta pengusaha ritel telah melakukan program penyediaan 11 juta liter minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 14.000,00 per liter yang dilakukan melalui skema operasi pasar.
Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan masih terus mengadakan operasi pasar terhadap 47 ribu gerai pasar modern. Dimana saat ini baru terealisasi 4 juta liter minyak goreng yang terdistribusikan, dan sebanyak 7 juta liter distribusinya akan dilanjutkan.
“Pada saat ini sebenarnya kita juga masih mengadakan operasi pasar untuk 11 juta liter di 47 ribu gerai pasar modern. Hari ini sudah mencapai 4 juta pak Menko, jadi 7 juta on going dilaksanakan pada sore hari ini kita akan mengadakan rapat daripada hasil rapat kita pada sore hari ini,” jelasnya.
Baca Juga
Advertisement