Liputan6.com, Jakarta - Valuasi OpenSea diperkirakan sebesar USD 13,3 miliar atau sekitar Rp 190 triliun (asumsi kurs Rp 14.314 per dolar AS) setelah meraih pendanaan baru.
OpenSea, yang merupakan salah satu startup blockchain mengatakan telah mengumpulkan USD 300 juta atau Rp 4,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.377 per dolar AS) dalam modal ventura baru.
Advertisement
Hal tersebut menjadikannya salah satu perusahaan swasta paling berharga di kripto. Demikian dari laporan the New York Times pada Selasa malam, 4 Januari 2022.
Putaran pendanaan yang dipimpin oleh perusahaan investasi Paradigm and Coatue Management, membawa valuasi OpenSea menjadi USD13,3 miliar dalam jangka waktu empat tahun setelah didirikan.
Berdasarkan data yang diberikan perusahaan, OpenSea sebelumnya mengumpulkan lebih dari USD 100 juta atau Rp 1,4 triliun dari sejumlah investor, termasuk perusahaan investasi Andreessen Horowitz dan aktor Ashton Kutcher.
OpenSea diciptakan sebagai pasar bagi orang untuk membeli dan menjual apa yang disebut dengan NFT, yang merupakan bagian unik dari kode digital yang didukung oleh teknologi blockchain.
NFT yang diperdagangkan di OpenSea dapat bervariasi, tetapi yang paling populer adalah karya seni digital yang dibuat oleh seniman dan mendaftarkan karya mereka untuk dilelang di situs OpenSea.
Agar bisa memenangkan tawaran terkadang pembeli harus mengeluarkan Ethereum senilai ratusan ribu dolar, atau cryptocurrency populer lainnya yang didukung teknologi blockchain dan terhubung ke sebagian besar jenis NFT.
Pada 2021, ada lebih dari USD 3 miliar investasi swasta masuk ke perusahaan NFT. Menurut data yang dikumpulkan oleh PitchBook. Secara keseluruhan, investor menggelontorkan lebih dari USD 28 miliar ke dalam cryptocurrency dan start-up NFT di seluruh dunia tahun lalu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rencana Penggunaan Dana
Dengan populernya tren NFT pada 2021, membuat OpenSea menjadi salah satu platform marketplace NFT kegemaran para kreator atau pembeli.
“Pada tahun 2021, dunia menyadari potensi NFT untuk membuka utilitas dan pemberdayaan ekonomi di sejumlah besar industri, komunitas, dan kategori kreatif,” kata Devin Finzer, salah satu pendiri dan kepala eksekutif OpenSea, seperti dikutip dari New York Times, ditulis Kamis (6/1/2022).
“Visi kami adalah menjadi tujuan bagi ekonomi digital terbuka baru ini untuk berkembang.” lanjutnya.
Meskipun begitu, sempat kontroversi singkat seputar OpenSea beberapa waktu lalu setelah salah satu pelanggannya mengklaim NFT senilai USD 2,2 juta telah dicuri darinya. (OpenSea kemudian membekukan aset yang dicuri dan melarang barang tersebut diperdagangkan di situsnya.)
Untuk mengatasi hal tersebut, OpenSea merekrut banyak karyawan dari perusahaan teknologi besar seperti Meta, Google, dan Amazon.. Tahun lalu, Brian Roberts, mantan Chief Financial Officer di Lyft, meninggalkan perusahaan untuk bergabung dengan OpenSea.
Selain itu, OpenSea mengatakan berencana menggunakan dana baru untuk menambah lebih dari 90 karyawannya dan menggandakan tim keamanannya
Advertisement