6 Januari 2022: Ada 28 Juta Kasus dalam 28 Hari, Total 297 Juta Infeksi COVID-19 di Dunia

Update COVID-19 di dunia per 6 Januari 2022

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Jan 2022, 16:22 WIB
Petugas kesehatan merawat pasien terinfeksi Covid-19 di unit perawatan intensif rumah sakit Timone, di Marseille, Prancis selatan, Rabu (5/1/2022). Prancis mencatat rekor kasus baru Covid-19 dalam sehari pada Rabu waktu setempat dengan 335.000 tambahan kasus baru infeksi. (Nicolas TUCAT / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di dunia mencapai 297 juta kasus pada Kamis (6/1/2022). Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 28 juta kasus dalam 28 hari terakhir ada 28 juta kasus virus corona.

Berikut lima negara dengan kasus baru COVID-19 tertinggi dalam rentan hari tersebut:

1. Amerika Serikat: 7,6 juta kasus baru

2. Inggris: 3,1 juta

3. Prancis: 2,6 juta

4. Spanyol: 1,5 juta

5. Italia: 1,4 juta

Kabar baiknya adalah angka kematian per minggu masih terpantau tidak melonjak, walau kasus baru masih banyak bermunculan.

Vietnam masih mencatat kasus baru tertinggi di Asia Tenggara dengan total 463 ribu kasus.

Sementara, Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat kontroversi setelah berkata akan mempersulit kehidupan orang-orang yang ogah disuntik vaksin dengan cara membatasi mobilitas mereka. Meski demikian, France24 menyebut tingkat vaksinasi di Prancis sudah di atas 70 persen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Karantina

Warga berjalan di kawasan Pasar Blok A Tanah Abang, Jakarta, Selasa (1/9/2020). Angka positivity rate atau persentase kasus positif COVID-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir sebesar 9,8 persen, angka ini melebihi standar WHO yang tidak lebih dari 5 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Meskipun kebanyakan orang pulih dari COVID-19 dalam waktu lima hingga tujuh hari sejak timbulnya gejala, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih merekomendasikan karantina selama 14 hari.

Namun, menurut Abdi Mahamud dari Tim Dukungan Manajemen Insiden COVID-19 WHO, negara harus membuat keputusan tentang durasi karantina berdasarkan situasi masing-masing. 

Di negara-negara dengan infeksi rendah, jelasnya, waktu karantina yang lebih lama dapat membantu menjaga jumlah kasus serendah mungkin. "Bagaimanapun, karantina yang lebih pendek dapat dibenarkan untuk menjaga negara tetap berjalan," tambahnya, demikian dikutip dari Xinhua, Rabu (5/1/2022).

Pejabat WHO mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemungkinan untuk terinfeksi oleh influenza dan COVID-19. Namun, karena keduanya adalah virus terpisah yang menyerang tubuh dengan cara yang berbeda, ada "sedikit risiko" jika keduanya bergabung menjadi virus baru.


Infografis COVID-19:

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya