Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih terus menjalani proses restrukturisasi guna menyehatkan kondisi perseroan. Sejumlah langkah yang diinisiasi Menteri BUMN Erick Thohir dalam upaya tersebut dinilai sebagai langkah yang tepat.
Diantaranya adalah negosiasi ulang dengan perusahaan yang menyewakan pesawat, memfokuskan rute penerbangan domestik, dan efisiensi dalam operasional. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad optimistis langkah itu bisa selamatkan Garuda Indonesia dari jurang kebangkrutan.
“Ini baru langkah awal, jadi tentu ada penyelamatan Garuda. Namun disisi lain Garuda harus melakukan pembenahan dirinya, ini sudah langkah baik,” kata dia dalam keterangan, Kamis (6/1/2022).
Tauhid menilai langkah yang diambil Menteri Erick adalah solusi jangka pendek. Maka, masih diperlukan kebijakan konkret yang bisa jadi solusi untuk menyelesaikan persoalan keuangan Garuda Indonesia kedepannya.
Ditengah Indonesia yang masih menghadapi pandemi Covid-19, hal ini juga dinilai perlu jadi perhatian Menteri Erick. Pasalnya, pandemi cukup memberikan dampak pada penerbangan nasional maupun internasional.
“Tantangannya bahwa sekarang Garuda punya utang yang begitu besar. Disisi lain adalah situasi penerbangan menghadapi situasi penurunan jumlah penumpang dan tidak bisa dipastikan kapan selesai selama masih ada pandemi,” ujarnya.
Ia menerangkan, kedepannya Garuda harus bisa melakukan langkah-langkah pembenahan yang berarti. Misalnya dengan melakukan penghapusan sejumlah rute perjalanan penerbangan internasional.
“Ini sifatnya masih short-time sekarang kita menghadapi situasi pandemi yang agak panjang. Tapi memang pemotonganjalur-jalur yang tidak efisien (penerbangan internasional) atau merugikan saya kira itu harus dilakukan,” tuturnya.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apresiasi
Lebih lanjut, Tauhid juga mengapresiasi langkah Menteri Erick yang meminta Garuda Indonesia untuk mengembalikan 12 unit pesawat jenis Bombardier CRJ1000 kepada pihak leasing.
Tauhid menilai langkah Erick ini tepat dan telah sesuai dengan kondisi serba tertekan saat ini.
“Ya karena biaya sewa terlalu mahal, otomatis itu akan memperberat. Apalagi ditengah situasi begini, menurut saya itu juga sudah cukup baik ya,” tukasnya.
Advertisement