Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha melakukan sidak ke lokasi Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara pada Rabu (5/1/2022). Hal tersebut berdasarkan unggahan pada akun media sosial instagramnya @giring.
"Tadi pagi sidak ke Lokasi Formula E. Ya, beginilah kiranya proyek uang rakyat 2,3 T itu. Pembangunan jalur balapan terlihat dihiasi lumpur yang 'mengisap', " kata Giring dalam unggahannya.
Dia menyebut lokasi terkini dari sirkuit Formula E belum dilakukan pembangunan. Giring juga menyebut di lokasi hanya ada kambing yang mencari makan.
"Tak ada pekerja, yang ada hanya kambing yang berbaris. Miris. Kejar tayang tinggal 5 bulan lagi dengan kondisi begini, " ucapnya.
Baca Juga
Advertisement
Dalam unggahan tersebut Giring awalnya menunjukan lokasi yang akan dijadikan sirkuit balap mobil listrik atau Formula E pada 4 Juni 2022. Giring juga menyebut penyelenggaraan Formula E merupakan proyek ambisius dan terlalu memaksakan. Sebab pembangunan sirkuit dilakukan dalam waktu yang tidak lama.
"Gue enggak yakin nih bisa kejadian pembangunan sirkuit ini. Yang kalau kejadian pasti dipaksakan. Kalau dipaksain mudah-mudahan enggak malu-maluin nama baik Indonesia atau internasional," ucapnya.
Tidak lama kemudian, Giring tiba-tiba terperosok ke dalam lumpur. Beberapa rekannya pun langsung membantu dia untuk berpindah ke tanah yang lebih aman.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pesimistis Tepat Waktu
Sebelumnya, Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga pesimis mengenai pembangunan sirkuit Formula E dapat selesai tepat waktu pada April 2022. Dia berasalan ada lokasi sirkuit yang merupakan tempat pembuangan lumpur.
"Karena saya tahu ini kan bekas buangan lumpur, dulu ini pembuangan lumpur kali segala macam, (pengerukan tanah) MRT, itu ke sini," kata Pandapotan di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Rabu (29/12/2021).
"Ini namanya dulu penampungan buangan lumpur ancol Timur sama ancol barat. Dulunya ini rawa, rawa yang diuruk. Dulu ini banjir semua," sambung dia.
Menurut dia, untuk pengerasan lahan bekas tumpukan lumpur dibutuhkan waktu sekitar enam bulan. Kendati begitu Pandapotan mengaku tidak paham jika ada teknologi canggih untuk pengerasan lahan yang lebih cepat.
"Ini kan kecanggihan teknologi sekarang saya enggak paham. Mungkin dengan kecanggihan teknologi yang didapatkan Jakpro ini dia katakan bisa tiga bulan kita lihat saja nanti," jelas dia.
Advertisement