Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memegang presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, Presidensi Indonesia akan digunakan untuk membawa G20 menjadi lokomotif pemulihan global yang inklusif.
Baca Juga
Advertisement
"Inclusiveness merupakan ruh presidensi Indonesia. Indonesia ingin membawa G20 agar dapat menjadi katalis pemulihan global dan kerja sama konkret yang bermanfaat bagi negara berkembang," kata Menlu RI Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM 2022), Kamis (6/1/2021).
Dia menjelaskan, presidensi Indonesia akan difokuskan pada tiga agenda utama, yaitu memperkuat arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kedepankan Transparansi
Retno Marsudi menekankan, transparansi akan selalu dikedepankan oleh Indonesia dalam presidensi G20.
"Presidensi Indonesia akan dijalankan dengan transparansi yang tinggi sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal," kata Retno.
Dia menambahkan, kerja diplomasi Indonesia di tahun 2022 akan digunakan untuk mendukung kesuksesan presidensi Indonesia di G20.
"Sebagaimana disampaikan Presiden Widodo, Indonesia akan menyambut dengan hangat semua delegasi G20 di lebih dari 150 pertemuan," kata Retno.
Advertisement