Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap di dunia dengan penerima vaksin sebanyak 106 juta orang. Indonesia berada di bawah China, India, Amerika Serikat, dan Brasil.
"Alhamduillah, menjelang akhir Desember 2021, Indonesia telah menyuntikkan lebih dari 270 juta dosis vaksin, kelima terbesar di dunia setelah RRT, India, Amerika Serikat, dan Brasil," Retno Menlu dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2022, Kamis, (6/1).
Baca Juga
Advertisement
Dari jumlah tersebut, sebanyak 20,15%-nya berasal dari COVAX dan dukungan dose-sharing negara-negara sahabat yang diperoleh secara gratis.
"Tantangan selanjutnya adalah memenuhi target 70% vaksinasi penuh dari total populasi pada pertengahan 2022," kata Retno.
Selain itu, Indonesia juga berhasil mencapai vaksinasi penuh 40% populasi pada akhir tahun 2021 sebagaimana ditetapkan oleh WHO.
"Pada 22 Desember 2021, Indonesia telah memenuhi target WHO melakukan vaksinasi penuh terhadap 40% penduduknya", kata Menlu RI Retno Marsudi.
Keberhasilan Indonesia memenuhi target vaksinasi WHO itu tak lepas dari upaya diplomasi yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri. Di sepanjang tahun 2021, mesin diplomasi terus digerakkan untuk mengamankan suplai vaksin bagi rakyat Indonesia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indonesia Harus Mandiri
Dalam pernyataan PPTM 2022, Retno Marsudi menekankan bahwa Indonesia harus mampu memproduksi vaksin sendiri dan dapat menjadi hub produksi vaksin di kawasan.
Selain itu, Indonesia harus mampu membuat obat sendiri dan memenuhi bahan baku obat. Pengembangan riset dan jejaring manufaktur vaksin juga mesti didorong, termasuk melalui CEPI.
"Di tingkat global, arsitektur kesehatan dunia harus diperkuat agar dunia lebih siap menghadapi ancaman pandemi kedepan. Penguatan arsitektur kesehatan global menjadi salah satu prioritas keketuaan Indonesia pada G-20."
"Indonesia akan terus mendorong penguatan peran sentral WHO dalam mengoordinasikan aksi global bidang kesehatan."
Advertisement