Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat tren investasi melalui platform Equity atau Securities Crowdfunding (SCF) meningkat 319,56 persen. Perbandingan jumlah pemodal pada platform Equity atau Securities Crowdfunding di 2020 sebanyak 22.341 menjadi 93.733 di 2021.
“Peningkatan jumlah pemodal juga dibarengi dengan lahirnya lebih banyak penerbit yang listing bisnisnya melalui skema urun dana,” kata Ketua Dewan OJK Wimboh Santoso, Kamis (6/1/2022).
Kata Wimboh, tercatat sebanyak 193 penerbit berhasil listing pada 7 platform Equity atau Securities Crowdfunding di tahun 2021. Berarti terdapat peningkatan sebanyak hampir 50 persen dari tahun sebelumnya dan tentunya ini menambah lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
“Sehingga potensi Equity atau Securities Crowdfunding semakin jelas melalui data total dana yang terhimpun sebanyak lebih dari dua kali lipat,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat peningkatan sebanyak 75 persen dalam jumlah penyelenggara Equity atau Securities Crowdfunding.
Di tahun 2020 hanya ada 4 penyelenggara dan di 2021 terdapat 7 penyelenggara yaitu Santara, Bizhare, Crowddana, Landx, Fundex, Shafiq, dan Danasaham.
Kemudian, per 31 Desember 2021 total penghimpunan dana melalui Securities Crowdfunding sebanyak Rp 412 miliar yang mana meningkat 115,48 persen dibandingkan tahun 2020 sebanyak Rp 191,2 miliar.
Oleh karena itu, OJK akan memperluas akses pembiayaan UMKM melalui platform Equity atau Securities Crowdfunding di 2022.
Menurutnya, perkembangan Equity atau Securities Crowdfunding yang pesat dinilai menjadi alternatif sumber pendanaan yang cepat, mudah dan murah bagi kalangan generasi muda dan UKM yang belum bankable untuk mengembangkan usaha.
“Harapannya pada tahun 2022 industri Securities Crowdfunding dapat terus berkembang pesat dan dapat menjangkau lebih banyak,” ujar Wimboh Santoso.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terus Mengawal
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum ALUDI, Founder & CEO Bizhare Heinrich Vincent, menambahkan, dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan untuk memperluas dan mempercepat pelaku UMKM atau UKM melalui penyelenggara Santara, Bizhare, Crowddana, Landx, Fundex, Shafiq, Danasaham, dengan terus bertambahnya penyelenggara, pihak dari aludi akan terus mengawal.
Serta terus membantu regulator dalam menjaga industri ini dengan peluncuran buku panduan, pengembangan website ALUDI, dan sosialisasi dan edukasi secara terus menerus. Sehingga industri ini semakin banyak yang dapat meramaikan dan mengembangkan UMKM atau UKM menjadi lebih maju.
Salah satu Platform Penyelenggara Securities Crowdfunding Bizhare, sendiri mengalami pertumbuhan total penyaluran pendanaan sebesar 21 kali lipat dari bulan Mei ke Juli 2021, dimana sektor ritel dan makanan atau minuman (F&B) menjadi sektor favorit para pemodal.
“Pertumbuhan total investor kami meningkat hingga 570 persen dari bulan Agustus ke September hingga mencapai 115,000 investor dari seluruh Indonesia, dengan total transaksi investasi sebesar 14,402 transaksi di akhir tahun 2021,” tandas Heinrich Vincent.
Advertisement